Kamis, 07 Juni 2012

Nurmelisa Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena.


Nuemelisa Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena.

Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu

seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu.

Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu.

Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan:

Aku cinta padamu. Hanya genangan tinta terbentuk

seperti teluk

melayarkan katakataku

ke samudera peluk.

Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu

agar kutemukan nyala dalam unggun kata

atau jadilah rembulan di rantingranting aksara

mengganti tikaman gelap dengan romantika remang.

Biarkan kuikatkan samarsamar cahayamu

menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi.

Lalu senyummu kujadikan majas

Agar makna semakin jelas

membebaskan cinta dari pernyataan

yang tak pernah tuntas.

Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru

mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu.

Kuseberangi selat bibirmu, mengembara

hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin

Sebuah jalan setapak membelah ombak.

Ombak di matamu.

kukenali tulisan di matamu yang teduh

dan gemuruh.

Tidak ada komentar: