Minggu, 27 Mei 2012

Sambutlah ‘si CINTA’


Saat malam mulai larut Suasanapun semakin senyap Aku terbujur dalam kekakuan Karena hati terpasung dalam kesepian Kesedihan dengan kesendirian Seakan menggugurkan sejuta harapan Sepinya malam berlalu sudah Pagi datang mengawali hari baru Aku terbangun dari panjangnya malam Perlahan aku bergerak, Berdiri dan kubuka jendela Tersiratlah cahaya mentari pagi Menyinari…… Menghempaskan semua khayalan kepahitan
Memang, Aku harus tetap tegar berdiri Songsong hari yang baru Sambut dengan sesuatu yang indah Wujudkan misteri cita dan cinta
Sambutlah ‘si CINTA’ yang cantik Berikan dia senyum Warnailah hari-hari dengan cinta Kebenderangan Kala malam semakin larut Aku terpaku di dalam kesunyian Terdiam menatap ilusi kesendirian Diriku seakan terbiar dalam kehampaan
Kebekuan jiwa menjelma Kedinginan nurani selalu menemani Aku merindu tentang kehangatan Aku bermimpi tentang keindahan
Saat tirai kegalauan mulai tersibak Fatamorgana menjauh dari realita Hingga tersingkaplah kebenderangan Makna kedamaian yang hakiki
Arti Cinta Di dalam kedinginan jiwaku Kau hadir mendekap erat kalbuku Dalam kesendirian nuraniku Kau temani aku dengan kemesraan Dalam kegalauan jiwaku Kau hadir untuk menghiburku Dalam kesepian malamku Kau hadir dalam indahnya mimpiku Tiada yang kupikirkan selama ini Kecuali aku merasa berarti bersamamu Kan kuayun langkahku ini Bersama irama kerinduan Kangen khan slalu menyelimuti hatiku Tak ada sesuatu terindah untuku Karena kau segala-galanya bagiku
Arti perasaan Dikala aku merindu Ingin kutulis sejuta syair indah Ingin rasanya aku berkisah Tentang semua kekangenanku
Di saat ini seolah aku sulit mencari Dermaga yang berairkan tinta emas Dan pena antik untuk mengukirnya Aku takut terdampar di pulau sana Yang penuh dengan ketidakpastian
Paradigma ?!!!
Hari demi hari terus berjalan Pergantian waktupun tidak dapat dielakan Perubahan adalah sebuah realitas yang harus dihadapi Sebagai konsekwensi logis atas akhir dari setiap langkah Paradigma hidup merupakan acuan dalam melangkah Sebagai barometer dalam menjalani hidup Menuju sebuah wujud misteri ‘Cita-cita’
Perenungkan kembali tentang Paradigma hidup Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa Katakanlah kamu bisa untuk meraihnya Kamu bisa untuk menjalaninya Gapailah semuanya
‘Sungguh beruntunglah orang yang slalu mensucikan diri (Kembali kepada fitrah dan kesucian )’ ‘Selamat Ulang Tahun ’ Success for You 
Kujelang….
Pagi yang indah kujelang kembali Menghempaskan mimpi meraih bergantinya hari Di ufuk timur tersirat cahaya kedamaian Membangkitkan semangat menghangatkan perasaan Hembusan angin menemaniku berjalan Mengiringi langkah berpadu dalam kepastian Gemersik dedaunan bak irama kehidupan Selalu setia menyanyikan lagu kemenangan Dalam menggapai makna cita dan cinta Dalam mewujudkan makna hidup yang sesungguhnya Biarkan pergantian hari terus berjalan Karena setiap saat akan selalu kujelang
Bingkai kehidupan Masa demi masa berlalu sudah Kemana kaki jalan melangkah Liku-liku kehidupan mengukir sejarah Kini saatnya berpotret diri Berbenah dari segala keburukan Meningkatkan semua kebaikan Ramadhan sebentar khan tiba Kini saatnya tuk membuka pintu hati Memaafkan semua kehilafan Mari kita sambut dengan gembira Dengan memperbanyak ibadah Tuk menggapai tingkatan taqwa Derajat tertinggi disisi khalik Semoga Allah selalu membimbing kita Dan nanti memasukkan kita dalam surga-Nya Amiin
Puisi angin Di kesepian malam aku sendiri Termenung dibawah cahaya rembulan Pucuk-pucuk daun meliuk indah Mengikuti irama angin perlahan
Angin…., Aku hargai kau menghiburku Memang tidak ingin aku berlama-lama Larut dengan gelapnya malam Terombang-ambing oleh kelamnya awan
Angin…., Tolong katakan pada bintangku Aku rindu dan berharap dia hadir disini Dengan segala ketulusan cintanya Ingin aku mengajaknya bernyanyi Menari, berdansa berdua
Angin…, katakanlah padanya Aku perlu belaian sejuta kasihnya Ingin aku menikmati indahnya malam ini Dengan kehangatan peluk mesranya
Angin…, untuk yang terakhir Katakanlah padanya Aku benci dengan kesendirian ini
Kesendirian
Di kesepian malam aku sendiri Fikiran menerawang menjelajah angkasa Ingin rasanya kubuka semua tabir gelap Sehingga bisa kunikmati indahnya rembulan Beserta gemerlapnya selaksa bintang
Semilir angin berhembus perlahan-lahan Seolah tak ingin mengusikku dari lamunan Pucuk-pucuk daun menari penuh kemesraan Seakan tiada bosan untuk selalu menghibur Semua gundah dan keresahan hatiku
Ketika malam semakin larut Aku sadari akan kesenmdirianku Semuanya memang penuh ketidakpastian Kecuali…. Bisa kunikmati sisa hidup ini Dengan cinta dan kasih sayang Dimana semuanya serba tulus Dimana semuanya serba ikhlas Dimana semuanya penuh kerelaan Tanpa pamrih dan pengharapan
Kepastain
Ketika kupaksa mata ini terpejam Justru hati terus cerita Bicara tentang kesepian malam Tentang matahari yang telah tenggelam Kesepian adalah pengharapan kasih Sedang tenggelam adalah masa lalu
Saat akhir tidak berarti kebahagiaan Perasaan menjadi terlukakan Khan kucari mutiara ketulusan Kristal mujarab penawar kepedihan Sungguh, hanya sang dewi yang memiliki Sebelum fajar di ufuk timur menjelang Kupastikan sang dewi adalah penentuan Kesembuhan atas sayatan luka-luka ini
Cinta Ketika aku datang Di dunia pewayangan cinta Cuma satu yang aku bawa Perasaan kasih di dalam dada Yang bisa merubah satu wacana Menjadi cerita panjang Yang berbelit susah mengambarkannya
Tak ada alasan lain tentang cinta Karena hanya satu yaitu kasih Kecuali hanya mengada-ada Kalau ada aku tak percaya Alasan itu dipaksakan Dan akan aku katakan Sungguh malang nasib mereka Karena tak beda dengan si penjaja
Cinta adalah rindu Yang datang dari dalam kalbu Bisa membawa tentram Dalam merih kedamaian hidup
Kangen
Dalam remang cahaya lilin Sekilas nampak kilauan kasih Memedarkan arti kekelabuan hati Sesaat seolah redup Membisakan harapan cinta dan kerinduan
Dalam dada menyesak arti ketidakpastian Sesekali ingin semua cita teraih Namun, tak dapat menembus batas ruang Yang semakin menjauh
Dikala sekelebat kilat menyala Cahayanya menyilaukan mata Bukan terang yang kuraih Namun kegelapan setelahnya
Hamparan bunga cinta menjadi merana Kedinginan, ingin ada yang memetiknya Dipandang ditaruh dalam vas bunga Walau nantinya layu Namun hidupnya menjadi berarti Menikmati semua tujuan yang dicapai PERJALANAN Saat hujan semakin deras kusuri jalan selangkah demi selangkah Kuraba bajuku yang sudah kuyup serasa dingin udara menusuk sebentar kutoleh kebelakang Terlihat jelas roda sejarah membentang Angin kencang Percikan hujan Halilintar Semuanya adalah terpaan kehidupan Aku berharap reda khan tiba Terang khan menjelma Menjadikan hidup penuh makna

Puisi Jarum Dan Jerami Seandainya kau tak membisu Tentu dengan mudah aku meraihmu Walau begitu, Biarlah kuuji kesabaranku Khan kuambil jerami ini satu-satu Sampai aku dapat menemukanmu Lalu kau rajut kembali kainku Fatamorgana Gelap malam penuh kesunyian Membukakan pintu-pintu ilusi Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa Saat perjalanan adalah perasaan Hati gelisah menjadi tumpuan Perlahan-lahan rasio menjauh Akalpun pergi tanpa berpesan Saat kusadari semuanya Aku terbujur di negeri khayalan Berharap akan fatamorgana
Senyumanmu Aku terbayang akan manisnya senyumanmu Seakan hanya aku yang menikmatinya Namun aku hanya bisa merindu Akankah cintaku terdampar disuatu pulau ? Terbawa hanyut bersama gelombang kasmaran Dan berlabuh di pantai asmara
Tetapi aku sangat yakin Disana kita khan bercinta Memadu kasih Bercerita tentang hari esok Khan kubiarkan semilir angin membelai tubuhku Hingga aku tertidur dalam sandaran pelukmu Namun mengapa suara ombak membangunkanku Saat mimpiku menerawang angkasa Menjelajahi ruang-ruang khayalan
Tuhan, mengapa aku ini ? Terlalu menikmati senyuman itu Apakah aku telah menduakan cintaku dari-Mu Sampai hatiku bergetar menahan rasa Namun kini khan kubiarkan semua berlalu Terhempas terbawa arus Ke suatu negeri nun jauh disana
SIANG YANG BERLALU Saat mentari mulai tenggelam Sayap malam menutup perlahan Gelap sudah menjelang Panasnya siang jadi terlupakan Semua berlalu Biarkanlah siang ini berlalu
IBU Ibu… Kini aku tahu Kesabaranmu Ketabahanmu Kecintaanmu
Ibu… Kini aku rindu Masakkanmu Senyumanmu Belaianmu
Ibu… Aku tak akan lupa Kebaikkanmu Jasamu Nasehatmu Ibu… Ternyata kau adalah segalanya bagiku Kuharap kasihmu abadi selama-alamanya untukku BUNGAKU Bungaku… Kala pagi atau sore hari Kau taburkan aroma kasih Membelai kalbu selembut awan putih Membawaku ke alam khayalan indah Penuh kedamaian dan kebahagiaan
Bungaku… Kau laksana dewi kayangan Selalu dipuji setiap orang Sunggingan senyummu tak menjemukan Menggoda mengetarkan hati
Bungaku… Setiap saat aku nantikan Lambaian tanganamu mengajakku Melepas semua kepedihan hidup Menyandarkan semua kesusahan Menuju ketenangan bathin Dalam menikmati hidup ini Perubahan Saat rembulan tertunduk sendu Gema petir menggelegar Awan kaget ikut bermuram Mencucur hujan rintik perlahan Merubah egois yang membatu Menjadikan hati penuh pengharapan Arti Kembali Pohon besar di tanah gersang Saat hujan Menerjang Dia jatuh dengan terlentang Dimakan rayap terlapukkan Jadikan semua tak berdaya Semuanya menjadi satu Tidak terkenali lagi
Puisi Batu Goresan itu Mengukir batu jadi saksi Membisu Dengan satu kalimat Aku cinta kamu !! Penilaian Cinta Dusun yang sepi Ada seorang perempuan tua Dengan suami renta yang buta Seolah mereka tak berdaya Mereka hanya berkebun Itulah kedamaian mereka Kenapa orang hanya menduga Padahal mereka punya cinta Yang tak seorangpun mampu menilainya Terbujur Aku terbujur Di sebuah sudut yang pengap Hanya coro yang menemaniku Dia katakan sesuatu padaku Orang memandang kita hina Tetapi … Bisakah kita katakan Bahwa mereka bijaksana Biarkan mereka menilai kita karena kita adalah kita Kepahitan Pisau menoreh hatiku Melukakan perasaan Menyayat Menjadikan hidup berubah arti Saat takdir itu merenggut Kepahitan adalah realita Kebahagiaan jadi impian Akhirpun tak terelakkan Salam perpisahan Kini, hatiku tergores kesedihan Ketika terucap salam perpisahan Walau air mataku tak berlinang Bukan berarti suatu kerelaan Saat-saat langkah terayun Jarak kita-pun semakin membentang Akankah semuanya jadi terkenang Atau hanyut terbawa gelombang Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
Sobat, dalam hatiku ini Akan tetap membekas suatu kenangan Kau sungguh baik, supel dan komunikatif Siapapun mengenalmu pasti akan merindu Namun untukku, janganlah kau biarkan Aku terkulai lemas dalam kehampaan Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan Gelisah Gelap malam penuh kesunyian Lamunan jauh menerawang angkasa Membukakan pintu-pintu mimpi Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Bias keremangan memudarkan kasih Memutar hati menguak arti ilusi Memedarkan beribu warni cahaya Membayang menjauh dari arah cita
Katak merengek ikut meresah Menggugah hati kala gelisah Air hujan menetes berduka Membasah bumi ikut bersedih
Gema kegundahan kian bertalu Gemercik air melantun irama nan merdu Berhembus angin membelai lembut Gemerisik suara daun menghibur Membangkit menggugah kalbu
Meliuk menari rumput nan ayu Melambai perlahan seolah mengajak Melepas duka menjemput cinta Merayu bernyanyi kerinduan Menyongsong esok akan kebahagiaan
Di Sisi Malam Ketika kabut tersibak Rembulan memancarkan sinarnya Malam yang muram telah berlalu Makna kegelapan menjadi tertampikan Nur kebenaran adalah kebenderangan
Saat kepala makin merunduk Kucium tanah bukti kehinaanku Sebagai tanda Agungnya sang Khalik
Isak tangisan begitu lirih Seirama kidung detak jantung Air mata berderai tak tertahan Mencapai kekhusukan semakin dalam
Saat dingin semakin menusuk Disinilah aku semakin mengenal Tuhan
Aku Tak Ragu Tuhan, Aku yakin dengan segala kasih-Mu Dan aku percaya akan semua sayang-Mu Namun mengapa aku ini ??? Selalu tak tahu diri Apakah ada sesuatu yang mengunci hatiku ?! Sehingga aku lupa akan semua cinta-Mu Tuhan, Kau pasti selalu mendekapku Namun aku tempikkan arti kehangatan-Mu Apakah aku insan tak tahu balas budi ?! Kurang bersyukur Selalu mencari dan berharap yang lebih Bahkan tanpa terasa dan tak tersadari Mungkin aku memohon selain kepada-Mu Tuhan, Andaikan aku selalu bersujud pada-Mu Dan bersimpuh di dalam rumah-Mu Tentu Engkau mau menerima tobatku Namun aku kadang merasa lain Karena banyak dosa yang kulakukan
Tuhan, Aku tahu tangisku tak berarti bagi-Mu !! Kini biarlah aku merenungi semuanya Dan akan kucari pintu insyafku Tapi, aku yakin dan tak meragukan Akan semua ampunan-Mu, Tuhan.
Keagungan Tuhan
Merah merona bola api di atas cakrawala Tanda terbitnya sang surya di ufuk pagi Suara burung bernyanyi riang bergerak kian kemari Menggugurkan sejuta embun dari kerindangan daun Semua itu bukti Agungnya ciptaan Tuhan
Sebagai manusia hendaklah bersyukur Ketemu lagi akan hari Setelah sesaat mengunci rasa Melupakan semua problema Kini ditantang perjalanan hidup Membuktikankan semua impian dan harapan Kalau kita sadar, nyata ataupun tidak Itulah garis takdir Tuhan Semuanya ini perjalanan waktu Manusia hanya bercita Namun begitu, yakinkan diri ini
Hidup ini jangan disia-siakan

Tidak ada komentar: