Minggu, 17 Juni 2012

Tafsir Surat al-’Ankabuut: 1-7 (Jangan Hanya Sekedar Mengklaim Beriman)

Banyak manusia yang mengklaim dirinya telah beriman tetapi pada kenyataannya ia jauh dari disebut sebagai orang beriman. Apakah klaim seperti itu sudah cukup? Apa rahasia di balik adanya ujian bagi umat manusia? Silahkan ikuti selanjutnya!

Alif laaf miim,[1]. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?[2]. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta,[3]. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami ? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu,[4]. Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang.Dan Dia-lah yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui,[5]. Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta,[6]. Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan,[7]

MAKNA GLOBAL AYAT

Alif Laam Miim, hanya Allah yang Maha mengetahui maksudnya. Demikianlah pendapat Salaf mengenai huruf-huruf seperti ini, yaitu menyerahkan ilmunya hanya kepada Dzat Yang menurunkannya (Allah SWT).

Firman-Nya, (Apakah manusia itu mengira* bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’), yakni mereka hanya cukup mengatakan seperti itu. (sedang mereka tidak diuji lagi? ) ; bahkan seharusnya diuji dengan beban-beban syari’at yang berat seperti hijrah, jihad, shalat, puasa, zakat, meninggalkan syahwat dan sabar terhadap derita. Sekali pun ayat ini diturunkan secara khusus kepada orang seperti ‘Ammar bin Yasir, Bilal dan ‘Iyasy, namun ia bersifat umum sebab yang menjadi tolok ukurnya adalah makna umum lafazhnya bukan kekhususan pada sebab terjadinya. Dalam ayat ini, lafazhnya bersifat umum, sebab bila huruf “al” dirangkai dengan (ditambahkan pada) ism al-Jins (kata benda yang menunjukkan jenis sesuatu, yakni: kata Naas) maka maknanya mencakup semua elemen-elemennya alias siapa saja jenis/golongan manusianya.

Firman-Nya, (Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang** sebelum mereka); yakni dari umat-umat terdahulu. Dengan begitu, maka ini merupakan sunnah yang akan terus terjadi pada umat manusia, dan tidak seorang pun yang terhindar darinya.

Firman-Nya, (Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar): dalam keimanan mereka. Yakni, Allah menampakkan hal itu*** dan memberitahukan perihalnya secara terbuka (dipersaksikan) setelah Dia mengetahuinya sebelum membuatnya ada (menciptakannya ke alam nyata) di mana Dia menakdirkan hal itu dan mencatat kadar segala sesuatu, yaitu dengan cara mengembankan beban syari’at kepada mereka, untuk selanjutnya mereka jalankan apa yang diembankan kepada mereka tersebut, baik berupa Af’aal (perbuatan-perbuatan) atau Turuuk (larangan-larangan, pantangan) yang sulit-sulit. Sebab, hijrah, jihad dan zakat adalah Af’aal sementara meninggalkan riba, zina dan khamar adalah Turuuk.

Firman-Nya, (Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta) ; di mana mereka mengaku beriman namun ketika diuji dengan beban-beban syari’at tersebut, nyatanya mereka tidak melakukannya sehingga tampaklah ketikdaktulusan mereka. Sungguh klaim bahwa mereka itu beriman adalah dusta belaka.

Firman-Nya, (Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? )****; kata Hasiba maknanya Zhanna (kedua-duanya bermakna: mengira, menyangka).

Firman-Nya, (Orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu); yaitu berupa kesyirikan dan perbuatan-perbuatan maksiat.

Firman-Nya, (Bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? ); yakni luput dari Kami lalu Kami tidak menimpakan azab terhadap mereka.?

Firman-Nya, (Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu); yakni terhadap diri mereka sendiri. Buruknya ketetapan mereka itu karena ia mengandung kerusakan sebab mereka melakukan itu berdasarkan perkiraan/persangkaan mereka bahwa Allah Ta’ala tidak mampu memberikan sanksi hukum apa-apa terhadap mereka padaha Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Mereka juga mengira bahwa Dia tidak mengetahui perbuatan mereka padahal Dia atas segala sesuatu Maha Mengetahui.

Firman-Nya, (Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang); yakni yang mengharap pertemuan dengan Allah. Artinya, beriman dan menjadi cita-citanya pertemuan dengan Allah. Hal ini terjadi pada hari Kiamat kelak, karena itu hendaklah ia mengetahui bahwa waktu yang dijanjikan Allah itu pasti akan datang. Dan untuk itu pula, hendaklah ia bersiap-siap menyongsong pertemuan dengan-Nya dengan melakukan hal yang selaras dengan itu, yaitu beriman dan beramal shalih setelah menghindarkan diri dari syirik dan amalan yang rusak. Dari sini, klaim seseorang bahwa ia berharap pertemuan dengan Rabbnya sekali pun belum beramal shalih, ia akan tetap diberi pahala adalah klaim yang tidak benar. Allah Ta’ala berfirman mengenai hal ini di dalam surat al-Kahf, “Barangsiapa mengharap pertemuan***** dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.”

Firman-Nya, (Dan Dia-lah yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui); yakni Dia Ta’ala Maha Mendengar semua ucapan para Hamba-Nya, Maha Mengetahui niat-niat dan perbuatan-perbuatan mereka. Klaim iman dari seorang hamba baik secara zhahir maupun bathin, tidak ada artinya selama ia tidak membuktikannya, yaitu dengan iman dan jihad terhadap musuh****** secara zhahir dan bathin.

Firman-Nya, (Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri); yakni manfa’at ibadah ini akan kembali kepada si hamba itu sendiri sedangkan Allah tidak membutuhkan secara mutlak akan perbuatan hamba-Nya. Inilah yang ditunjukkan ayat, (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta); yakni para malaikat, manusia, jin dan seluruh makhluk sebab semua yang selain Allah adalah alam semesta.

Firman-Nya, (Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka); ini merupakan janji dari Allah Ta’ala kepada siapa saja hamba-Nya yang beriman. Hal ini karena keimanan dan amal shalihnya baik berupa perbuatan atau pun larangan/pantangan di mana Dia Ta’ala menghapuskan dosa-dosanya yang dulu diamalkannya sebelum Islam dan sesudahnya. Pengertian “Dia menghapuskan dari mereka dosa-dosa mereka” adalah Dia menutupinya dan tidak menuntut mereka dengan hal itu (dosa-dosa itu) seakan mereka tidak pernah melakukannya.

Firman-Nya, (Dan benar-benar akan Kami beri mereka); yakni atas amal-amal shalih mereka.

Firman-Nya, (Balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan); yakni dengan sebaik-baik amalan yang pernah mereka lakukan sehingga menjadi berlipat-lipat ganda besarnya. Ini semua itu berkat kemuliaan-Nya atas para hamba-Nya yang shalih agar Dia membalas kebaikan itu dengan beratus-ratus lipat ganda.

Kebodohan Merusak Kebersamaan Sunnah Rasulullah

Orang-orang yang cerdas & berilmu niscaya mengetahui betapa pentingnya kebersamaan. Sehingga mereka benar-benar menjaga kebersamaan dlm jamaah kaum muslimin & penguasa (pemerintah)-nya. Adapun orang-orang yang bodoh, sama sekali tak mengerti betapa pentingnya kehidupan berjamaah dgn satu penguasa. Bahkan mereka tak mengerti mana yang lebih banyak antara satu & sepuluh. Yakni, mana yang lebih besar antara korupsi, kolusi, atau nepotisme (KKN) dgn pertumpahan darah kaum muslimin dlm perang saudara.
Seorang yang berilmu mengetahui bahwa dgn mengikuti bimbingan Sunnah Rasulullah n berikut penerapannya yang dicontohkan salafus shalih, pasti kaum muslimin akan terbimbing ke jalan yang terbaik. Maka, ia akan menghadapi penguasa yang dzalim dgn petunjuk & bimbingan dari Nabi n. Sedangkan orang-orang yang bodoh berjalan bersama emosi & hawa nafsunya, tanpa meminta bimbingan Rasulullah n. Mereka merasa lebih pandai & lebih cerdas dari para nabi & para ulama yang merupakan para pewarisnya. Merekalah kaum reaksioner Khawarij, yang selalu menyebabkan petaka & bencana di setiap zaman. Mereka tak memperbaiki keadaan –seperti pengakuan mereka– tetapi justru menghancurkan kebersamaan.
Banyak tulisan-tulisan mereka yang sampai kepada tangan penulis, dlm bentuk surat, selebaran, ataupun makalah-makalah. Hampir seluruhnya berisi “dalil-dalil” & “bukti-bukti” tentang kafirnya penguasa, yang kemudian berujung menghalalkan darah mereka. Tentu saja dgn nama samaran, alamat palsu, & penerbit yang tak jelas. Namun seperti CD yang diputar ulang, isinya tetap sama seperti ucapan Khawarij yang pertama: “Siapa yang tak berhukum dgn hukum Allah maka ia kafir.”
Tentu saja jawaban kita Ahlus Sunnah seperti jawaban Ali bin Abi Thalib z & para sahabat yang lain: “Kalimat yang haq, namun yang dimaukan adalah kebatilan.” Yakni, ayat-ayat & hadits-hadits dlm tulisan mereka adalah kalimat-kalimat yang haq & kita tak membantahnya. Namun, apa yang dimaukan dengannya?
Diriwayatkan dari ‘Ubaid bin Rafi’ bahwa ketika kaum Khawarij mengatakan “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah”, Ali z pun berkata: “Kalimat yang haq, namun yang mereka maukan adalah kebatilan. Sungguh Rasulullah n telah menggambarkan kepada kami suatu kaum, maka kamipun telah mengenalinya. Yaitu sekelompok orang yang berbicara kebenaran, namun tak melewati ini –sambil mengisyaratkan ke tenggorokannya–. Mereka adalah makhluk-makhluk yang paling dibenci Allah l….” (HR. Muslim, Kitabuz Zakah juz 7 hal. 173)
Kalau saja mereka menulis dalil-dalil tersebut dlm rangka memperingatkan & mengancam, maka kamipun sepakat. Karena Al-Imam Ahmad t menyatakan dlm masalah wa’id (ancaman): “Biarkanlah ancaman seperti apa adanya, agar manusia menjadi takut.” Namun ketika men-ta’yin (menentukan si Fulan atau si Allan) kafir, tentu kita harus merincinya. Karena pada dalil-dalil itu bisa jadi yang dimaksud kufur ashghar (kafir kecil) atau kufur akbar (kafir besar), kafir amali atau kafir i’tiqadi, & lain-lain. Namun yang kita bahas kali ini adalah kebodohan mereka dlm penerapan dalil-dalil tersebut serta akibat dari kebodohan mereka.
Adapun kebodohannya, sangat jelas sekali. Karena mereka menerapkan dalil-dalil kepada orang-orang yang masih shalat, berpuasa, mengeluarkan zakat & pergi haji. Bukankah di antara hukum Allah l yang mendasar adalah ibadah tersebut? Berarti mereka –paling tidak– masih berhukum dgn hukum Allah l dlm perkara-perkara yang sangat penting tersebut, yang merupakan dasar-dasar keislaman. Oleh karena itulah, Rasulullah n melarang kita utk memerangi penguasa yang masih shalat.

Dakwah BuatMU Pejuang Islam

Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh, aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”.
Ikhwah wal Akhawat, Para Da`ie !!
Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia
Tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Redha Allah
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah keranamu Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…
Ikhwah wal Akhawat, Para Junudud Dakwah !! Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu Jika engkau cinta maka dakwah adalah FAHAM
Mengerti tentang Islam, Risalah Anbiya dan warisan ulama Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra
Jika engkau cinta maka dakwah adalah IKHLAS
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti Kata Abul Anbiya, “Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta” Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”
Jika engkau cinta maka dakwah adalah AMAL
membangun kejayaan ummat bila dan di mana saja berada
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara
Tingkatkan kerja secara tertib untuk mencapai nusrah dari Allah Jika engkau cinta maka dakwah adalah JIHAD Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan.
Tinggikan kalimah Allah rendahkan kalimah syaitan durjana Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya, Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAAT
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TADHHIYAH,
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap titisan keringat berpahala lipat ganda
Jika engkau cinta maka dakwah adalah THABAT,
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAJARRUD
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya sampingan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TSIQOH
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinanKepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah Jika engkau cinta maka dakwah adalah UKHUWAH
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Salamatus Shodri merupakan syarat terendahnya, Itsar bentuk tertingginya Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’ie dalam cinta-Nya
berjumpa karena taat kepada-Nya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah, saling berjanji untuk menolong syariat-Nya

ungkapan hati

tentang seseorang yang membuat bahagia, tentang dia yang bisa membuat tersenyum

Badan terasa sejuk…
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati

Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira…
Jiwa pun lega…

Ya Allah…
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu

Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak…
Jiwa jiwa riang berdansa di sekitar taman hati

Sudahkah kita siapkan bekal untuk kehidupan setelah mati ???.......


(Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-NYA.
Setiap waktu Dia dalam kesibukan.) ( QS.Ar-Rahman: 29)

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang
menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru, " Ya Allah!"

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir; kendaraan menyimpang
jauh dari jalurnya; dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya,
mereka akan menyeru, " Ya Allah ! "

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka
yang tertimpa akan selalu berseru, " Ya Allah!"

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan
digeraikan, orang-orang mendesah, " Ya Allah !"

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa
menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka
pun menyeru , " Ya Allah!"

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup
dan jiwa serasa seolah tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus
Anda pikul, menyerulah, " Ya Allah! "

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita,
dan wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut nama-MU dengan lantang di saat fajar menjelang,
dan fajarpun merekah seraya menebar senyuman indah

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang
menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggudah-
gulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-NYA.

Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan,
julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke
arah-NYA untuk memehon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain
hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-NYA.
Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi
menegang, dan iman kembali berkobar-kobar.
Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-NYA, keyakinan akan
semakin kokoh. Karena,
(Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamban-NYA.) QS. Asy-Syu'ra:19

Allah : Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling
indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.
(Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia
(yang patut disembah) ? ) QS.Maryam : 65

Allah : Milik-NYA semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan,
kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.
(Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa
lagi Maha Mengalahkan) QS. Ghafir : 16

Allah: dari-NYA semua kasih-sayang, perhatian, pertolongan, bantuan,
cinta dan kebaikan.
(Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
datangnya) QS. An-Nahl: 53

Allah: Pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dan keperkasaan.
Betapun kulukiskan keagungan-MU dengan deretan huruf,
Kekudusan-MU tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur, mencair, di tengah keagungan-MU, wahai Rabku

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan
kesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi
rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju
keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam
ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang
bergolak ini kedamaian, dan ganjarlah dengan kemenangan yang nyata.
Wahai Rabb, tunjukanlah pandangan yang kebingungan ini kepada
cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-MU
nmerapat ke hidayah-MU!

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan
memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan
secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan
bantuan bala tentara-MU!

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah
kegundahan dari jiwa kami semua!

Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang mendera,
hanya kepada-MU kami bersandar dan bertawakal, hanya kepada-MU
kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan.
Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah
sebaik-baik Pelindung dan Penolong.

Merindukanmu

Sudah lama tak berjumpa…
Rindu rasa hati ingin berjumpa dengan mu…
Biar pun hati ingin mengatakan benci…
Tapi aku tetap menyayangi mu…
Apa kabar kamu di sana…
Semoga kamu baik-baik saja..
Aku di sini s’lalu merindukan mu…
Apakah kamu di sana juga merindukan aku…
Biar pun kamu jauh di sana…
Aku di sini s’lalu menanti mu..
S’lalu menjaga perasaan cinta dan sayangku untuk mu…
Ya Allah…
Jaga dan lindungilah dia yang di sana…
Sucikan cintanya dan beningkan rasa sayangnya…
Sesuci cintanya pada-Mu..
Sebening rasa sayangnya untuk-Mu…
Ya Allah…
Janganlah Engkau pisahkan kami…
Satukan dan pertemukan kami kembali seperti dulu…
Seperti Engkau satukan dan pertemukan Adam dan Hawa…
Aamiin….

Sabtu, 16 Juni 2012

Cinta Tak Perlu Sebuah Perbedaan

sudah lama kita bersama menjalin kasih..
saling mencintai…menyayangi…
namun semua yang kurasa selama ini berubah ketika kehidupan ku terjatuh..
saat itu ku menyadari bahwa antara kau dan aku terdapat sebuah penghalang cinta kita..
aku tak mau kau terbawa jatuh bersama ku…
ku mencoba menjauh agar diri mu dpat bhgia tanpa diri ku ini…
tetapi hati ku ini benar-benar tak bisa dibohongi bahwa aku sayang kamu…
tetapi aku hanya bisa tersenyum dibalik keterpurukan…
kau dan aku berbeda tahta..
kau di atas dan aku dibawah..
aku berfikir apakah kita dapat bahagia bersama ?
aku tak punya harta..
aku tak punya tahta..
tetapi aku mempunyai cinta..
apa hanya dengan cinta kamu dapta bahgia bersma ku ?
se’iring waktu berjalan kau pun dapat membuktikan kepada diri ku ini bhwa perbedaan tidak bisa memisahkan kita..
kau mencintai ku apa adanya..
kau mencintai ku secara sempurna..
kau adalah segalanya..
kamu mengajrakan aku bahwa cinta tak memandang materi…
tetapi memandang ketulusan cinta dan hati…
saat itu setetes air mata kebahagiaan berlinang di pipiku..
aku bahagia kamu dapat menyayangi ku dari kekurangan ku bukan dari kelebihan ku…
mulai sekarang diri ku berjanji tak akan meninggal kan mu..
satu yang aku ingin kan…
menjadi milik mu selamanya…

BUKAN INI CINTA YANG KU MAU

Harapan tinggal asa, seberapa banyak aku berharap dan tunjukan rasa sayang ini itu akan sia-sia. Cinta yang dulu aku harapkan sirna sudah, kesalahan terbodoh yang kulakukan telah menutup pintu hatimu.

Sungguh aku tak menyangka kejadian ini akan menjauhkan hubungan cinta kita, kejadian itu harusnya bisa kuhindari jika saja aku tak tergoda rayu dan mulut manis wanita itu.

Jika saja waktu dapat kuputar kembali,aku akan hindari kesalahan itu dan akan kubuktikan sayang yang lebih untukmu dari rasa yang saat ini kuberikan kepadamu.

Tak tersisa rasa sayang itu hingga semua terasa hilang berpacu dengan waktu.
Cintaku memang takkan berakhir bahagia, karena cinta yang kutawarkan untukmu adalah cinta yang tiada akhir.

Disaat aku merasa engkaulah pasangan paling sempurna dimataku, maka semakin sia-sia dan takkan berarti karena akan hampa adanya.

Cinta ini akan tetap menunggu hingga tak berbatas waktu, semoga kau disana melihat rasa ini hingga sirna tak berbekas…

BIARLAH AKU MENJADI CINTA TERAKHIRMU

Telah berulang kali aku nyatakan niat di hati untuk membalut luka hati mu namun kau masih ragu keikhlasan cinta ku.
Haruskah engkau terus menghukum para pencinta mu hanya karena seorang kekasih yang tidak setia?

Sayang… bukalah pintu hati mu…
Biarlah apa yang telah berlaku kau tinggalkan menjadi sejarah.
Tidak ku minta kau lupakan sejarah itu karena sejarahlah yang mengajar kita arti kehidupan hakiki.
Namun aku pinta bukalah lembaran sejarah yang baru di hati mu.
Penuhkanlah ia dengan cerita cinta dan kasih sayang yang baru.
Aku berjanji sayang tak akan ada lagi air mata sedih yang akan mengalir lewat sepasang mata nan indah itu.

Sayang jangan takut mencoba lagi karena kegagalan itu bukan untuk selamanya.
Bila kita membiarkan ketakutan menguasai hati, kita biarkan kegagalan itu datang lagi.

Sayang… cinta pertama bukanlah cinta yang seharusnya abadi.
Jika ia mampu kekal bersyukurlah tetapi bila ia pergi relakanlah.
Aku tidak akan mungkin menjadi cinta pertama mu tapi biarkanlah aku menjadi cinta terakhir mu…

BIARLAH AKU MENJADI CINTA TERAKHIRMU

Telah berulang kali aku nyatakan niat di hati untuk membalut luka hati mu namun kau masih ragu keikhlasan cinta ku.
Haruskah engkau terus menghukum para pencinta mu hanya karena seorang kekasih yang tidak setia?

Sayang… bukalah pintu hati mu…
Biarlah apa yang telah berlaku kau tinggalkan menjadi sejarah.
Tidak ku minta kau lupakan sejarah itu karena sejarahlah yang mengajar kita arti kehidupan hakiki.
Namun aku pinta bukalah lembaran sejarah yang baru di hati mu.
Penuhkanlah ia dengan cerita cinta dan kasih sayang yang baru.
Aku berjanji sayang tak akan ada lagi air mata sedih yang akan mengalir lewat sepasang mata nan indah itu.

Sayang jangan takut mencoba lagi karena kegagalan itu bukan untuk selamanya.
Bila kita membiarkan ketakutan menguasai hati, kita biarkan kegagalan itu datang lagi.

Sayang… cinta pertama bukanlah cinta yang seharusnya abadi.
Jika ia mampu kekal bersyukurlah tetapi bila ia pergi relakanlah.
Aku tidak akan mungkin menjadi cinta pertama mu tapi biarkanlah aku menjadi cinta terakhir mu…