Jumat, 13 Juli 2012

Aku Mencintaimu Karena Allah

Ajari aku cinta untuk bersabar..

Untuk menemukan makmum yang benar..

Untuk menjaga segala kemuslimahanmu..

Mengangkat derajat keimananku..

Serta membawaku dalam Indahnya agama Allah..

Ajari aku cinta untuk bertahan..

Pada kebaikan..

Pada keistiqomahan..

Pada Indahnya sendiri tanpa sentuhan haram..

Pada keindahan Cinta yang selalu terpendam..

Ajari aku cinta..

Seperti Para makhluk tuhan yang selalu berdzikir..

Seperti Hamba-hamba Allah yang selalu berfikir..

Di jauhkan dari manusia-manisa kafir..

Dan selalu ada dalam kerendahan hati tanpa kikir..

Ajari aku Cinta..

Aku ingin memilikimu karena TuhanMu, Allah..

Aku ingin menjadi pendampingmu karena Ajaran TuhanMu, Allah..

Aku ingin mencintai dan melengkapai kehidupanku juga hanya ada di jalan TuhanMu, Allah..

Demi Cintaku padamu, Karena Allah..

Hanya Karena TuhanMu, Allah..

Jadilah ma'mum yang sempurna..

Yang selalu mencari cinta di jalan TuhanMu, Allah..

Untukmu Yang akan menjadi ma'mumku..

Kamis, 12 Juli 2012

Ketika Hati Menangis

ya Allah.
ketika hati menangis, hanya kau saja yg tahu
ya Allah
Ketika mereka meninggalkan aku sendiri

Ketika dunia tiada simpati, Kau tetap mendengar rintihanku

PadaMu tempatku menagih kasih

Ketenangan kurasa mendekatiMu

Syahdu malam tak terasa sunyi

ya Allah

Ketika aku dalam kepayahan, dalam kesendirian dihimpit cobaan

Kau beri aku kesabaran, pengalaman mengajar arti kematangan

Lantas Kau membuka pintu hatiku, untuk memberi kemaafan

Pada mereka yang pernah melupakanku

ya Allah

Ketika aku buntu

Kau berikan aku kekuatan, kau tunjukkan aku jalan

Kau tak biarkan aku sendirian

ya Allah

Yang Maha Pengasih, Rahmatmu tak terkira

Syukurku melangit pun tak tercapai

Sungguh aku merasa berdosa karena dulu sering lalai

Semoga penyesalanku Kau terima

Rabu, 11 Juli 2012

aku mencintaimu kerana agama yang ada padamu

بسم الله الرحمن الرحيم Assalamualaikum "Aku mencintaimu kerana agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu..hilanglah cintaku padamu" (Imam Nawawi) Rasulullah SAW bersabda : “Dinikahi perempuan itu kerana 4 perkara: Pertama, kerana hartanya. Kedua, kerana keturunannya. Ketiga, kerana kecantikannya. Keempat, kerana agamanya. Maka yang lebih utama adalah perempuan yang beragama, pasti engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari Muslim) Kerana agama, aku memilih dikau. Kerana agama, bukan rupa, bukan harta..tetapi agama. Saya pernah terbaca, hadith tersebut bukan sahaja kita gunakan sebagai kriteria pemilihan isteri bahkan juga seorang suami. Meskipun tak dinafikan harta itu penting, paras rupa itu penting, keturunan itu penting..tetapi, syarat paling utama ialah ketaatan nya dalam menjalankan perintah Allah s.w.t. Jika itu menjadi dasar yang paling penting, insyaAllah semuanya akan menjadi mudah seperti dimurahkan rezeki sama ada dari sudut harta mahupun anak bahkan menjadi penyejuk mata serta sedap memandang begi pasangan hidup masing-masing. Bukankah itu lebih baik? Saya pernah menonton satu slot di tv al hijrah iaitu Madrasah Syariah tentang kriteria pemilihan pasangan hidup. Ustaz tu kata, kalau nak diikutkan statistik..mereka yang bernikah disebabkan agama..penceraian yang berlaku adalah lebih kecil berbanding mereka yang bernikah atas dasar nafsu semata-mata. Bahkan daripada penceraian tersebut pula adalah disebabkan kehadiran orang ketiga dan bukan atas dasar pasangan itu sendiri contohnya masuk campur ahli keluarga dan lain-lain. Memang dalam Islam, penceraian itu adalah halal dan bercerai juga adalah salah satu jalan terbaik sekiranya sudah tiada persefahaman dalam hidup. Namun, ia adalah jalan terakhir. Setiap orang yang bernikah pasti ada impian untuk bersama-sama sampai bila-bila dan yang paling penting, cinta sampai ke syurga. Betul kan? Sumai perlu menjadi imam..bukan sahaja di dalam solat, bahkan di luar solat. Imam juga bermaksud ketua, suami jadi tempat rujuk dan dia juga perlu pastikan isteri dan keluarganya tetap pada jalan Allah. Jika tiada ilmu agama, mana mungkin keluarga sakinah ini akan wujud? Isteri juga begitu, menjadi makmum. Perlu mengikut apa yang disuruh oleh suami selagi mana tidak bercanggah dengan agama. Jika tiada agama, mana mungkin ia akan berlaku? Jika lelaki seorang yang kuat, dia boleh memilih wanita yang kurang agamanya untuk dijadikan isteri. Namun, janji Allah itu pasti. Jika inginkan pasangan beriman, kita mesti jadi orang yang beriman. Surah An-Nur ayat 26 yang bermaksud : “Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.” Dalam kriteria pemilihan pasangan hidup, pastikan agama adalah yang paling penting malah melebihi syarat-syarat yang lain. InsyaAllah akan selamat hidup kita ♥ "Kerana agama, aku jatuh cinta" (Atika Aula)

(SIAPA MAHASISWA ITU???)

mahasiswa sebagai penuntut ilmu. mahasiswa sebagai organisator. mahasiswa sebagai da’i. mahasiswa sebagai seorang pemimpin. mahasiswa sebagai generasi penerus. mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat. mahasiswa sebagai santri. mahasiswa sebagai pekerja. mahasiswa sebagai…….??? (masih ada begitu banyak jawaban yang seharusnya mampu di tuliskan oleh seseorang yang menyanang gelar “Mahasiswa”) >>>>>> dari dunia ini…aku rasa…sudah ku temukan semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. aku katakan..ALLAH begitu menyayangi ku…Ia tahu apa-apa yang tersimpan atau bahkan hanya terlitas di hati…Ia lah yang menjawab semua pertanyaanku dengan caranya…Ia lah yang mengabulkan segala harapan ku…Ia lah yang menghadirkan kebahagiaan dalam hari-hari ku…dan Ia pun lah yang telah menyeka setiap tetesan air mata yang pernah hadir. dan di saat ini…aku berharap ….Aku ingin segera lulus dari dunia ini.. dunia yang telah banyak memberiku kesempatan untuk belajar… klo pun aku akan memasuki dunia ini lagi..mungkin tidak di kampus yang sama…terlalu banyak kenangan dan catatan yang telah tertulis di kampus ini… ada kekecewaan yang terkadang memasak untuk menyeruak…tapi terus aku tahan dengan kebahagiaan2 yang pernah aku dapat…dan tak jarang semua itu membuatku sesak… Dan itu mungkin karena ambisi atau idealisme ku…yang (terkadang) sulit untuk aku kendalikan. melihat yang tak seharusnya…melihat amanah-amanah yang tak mampu ku tunaikan dengan optimal…melihat orang-orang hanya mau di mengerti dan di perhatikan..tanpa pernah mencoba untuk melakukan yang sebaliknya….melihat orang-orang yang tampak tenang-tenang saja…padahal sangat tahu jelas…klo amanahnya tak mampu ia tunaikan dengan optimal…. aku tahu kita manusia bukan lah malaikat..manusia tempatnya segala salah dan kekurangan bersemayam…tapi yakinlah…mata manusia pun bisa melihat proses…mata manusia pun bisa melihat usaha…terlebih Sang Maha Melihat….Ia Maha Tahu…atas apa2 yang kamu usahakan… kejengahan itu lah…yang membuat ingin segera lulus dari dunia ini… dunia yang dari dalam lubuk hatiku …aku sukai… ya inilah aku… aku lah Mahasiswa (dengan sifat manusia yang aku miliki…)

Izinkan Aku Bahagia Bersamanya

love Senyumku Dakwahku - Sebuah konsep kebahagian yang hakiki; yaitu tujuan hidup kita di dunia ini, baik itu dalam belajar, bekerja, ataupun berusaha, hanya satu saja “mendapatkan ridho Allah SWT”. Akhina & ukhtyma fillah... kau tawarkan rangkaian pesona indah lisanmu tuk meluluhkan hatiku... Perbuatan tingkah lakumu menggambarkan sikap isi hatimu, seakan tak ada sedikit cacat dalam pengetahuan dan pengamalanmu.... Disini aku hanya seorang akhwat menanti janji tuhan akan hadirnya penyempurna dalam hidupku, penyempurna sebagian agamaku.... “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum : 21) Akhina & ukhtima fillah... Siapa aku ini...??? Aku hanya seorang yang mengaku akhwat tak tau diri, yang mempunyai rasa yang begitu besar pada seorang peria yang berjiwa bersih dan 'alim sesempurna dirimu.... Padahal aku hanya seorang Wanita Kotor.... yang ucapan dan prilaku dalam keseharianku tak ada kecocokan antra keduanya! Semua ku serahkan kepada Allah ta’ala semata. ukhty, Tentunya antum pernah mendengar hadits yang tersohor ini. Bahwa wanita dinikahi kerana empat perkara: kecantikannya, hartanya, keturunannya, atau diennya. Maka pilihlah yang terakhir kerana ia akan membawa lelaki kepada kebahagiaan yang hakiki. ukhty fillah... Salahka aku ini...??? Memiliki segumpal rasa dalam sekeping hati yang teramat tulus mencintaimu dan ingin ku Bahagia Bersamamu.... Mulai ku Berharap.... Entah dengan angan yang tak pasti, dan dengan khayal yang tinggi... Yaaaa, mungkin... hanyalah sebuah mungkin............. Tapi... Yang ku yakini saat ini adalah rasah hati yang akan selalu tulus mencintimu sampai takdir menepi dalam ikatan Suci hingga akhirnya aku Bahagia Bersamamu . . . ukhti fillah, Mari kita sucikan hati dengan taubat nasuha. Pesan saya, siapkan diri antum menjadi mujahid. Insya Allah, akan ada ratusan yang akan menyambut uluran tangan antum untuk berjihad bersama-sama.

Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku.. Jadikanlah diriku sebaik-baik hamba yg Engkau ridhoi

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari dan Muslim) Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt. Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya. Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan. Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt. Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam surga. Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk surga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup. Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah. Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga. Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: surga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia. “Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37) Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan. “Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim) Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.

Senin, 09 Juli 2012

Aku Jatuh Cinta

Ia memang aneh… ia membuat kita seperti gila. Tak mengenal diri kita sendiri, tak terfahami, kadang… aku merasa sangat mengenalnya hingga aku merasa hanya aku sendirilah yang paling tau siapa ia, namun terkadang aku tak dapat memahaminya walau dalam pengertian yang paling sederhana sekalipun, Aku jatuh cinta padanya, melebihi apa yang dapat aku fikirkan, melampaui sesuatu yang dapat aku fahami secara logika, ia …lebih dari apa yang sanggup aku mengerti. Jujur aku tak dapat memahaminya secara akal atau pikiran sehat, tapi hatiku mengerti apa yang hatiku rasakan apa yang aku rasakan apa yang sedang terjadi. Apakah cinta memang harus dapat dipahami secara logika? Aku jatuh cinta tanpa segaja, diluar kehendakku sebagai seorang manusia, ini seperti sesuatu yang memang harus aku jalani. Dengan rasa bahagia. Seperti kau tersenyum tanpa sebab yang kau tau bahwa kau hanya merasa bahagia. Ini seperti saat kau berada dipuncak tertinggi dan siap untuk terjun bebas. Ini menyenangkan. Ini membuatmu takut, membuatmu sedikit royal, membuatmu merasa lebih hidup dan bahagia… Aku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya. Saat aku tau bahwa kau adalah seseorang yang berbedaa. Saat aku mereasa selalu ingin berada didekatmu, mendengar suaramu, senyumanmu, tertawamu, tingkah lucumu… bahkan kesedihanmu. Saat takut menyapamu, saat kegirangan saat kau menyentuhku. Saat kau … kau indah. Kau … seseorang yang aku sayangi. Aku jatuh cinta melampaui batas nalar kebanyakan manusia, saat mereka hanya menerima cinta yang biasa, dan aku memiliki cinta yang mungkin tidak atau belum mereka pahami. Memiliki cinta yang berbeda namun lebih indah. Memiliki cinta yang … hanya dapat dimengerti oleh manusia yang sedang jatuh cinta. Cinta yang tanpa sebab. Yang hadir karena ada. Aku jatuh cinta mungkin untuk yang terakhir kalinya.

Bulan, Bintang dan Matahari

Saat aku terbangun dari tidurku Diri mu telah hadir dalam kamarku Betapa indahnya saat itu Hingga larut dalam dalam kebahagiaan ku Diri mu selalu hadir dalam setiap langkahku Betapa berartinya diri bagi setiap insan didunia ini Setitik sinar yang kau berikan Adalah anugerah bagi ku Tetapi dikala pagi terasa kelam Tak setitik pun kau hadir dalam kamar ku Betapa sedihnya diriku tanpa hadirnya dirimu Tetapi kau hanya terdiam saja dibalik awan yang kelam Tak seberapa lama Kudengar rintikan hujan yang datang Membawa berita tentang diri Lalu hujan bercerita tentang dirinya

Sabtu, 07 Juli 2012

Seekor burung yang mencintai Islam

Nabi Sulaiman menyediakan tempat khusus untuk pasukan burung. Pada suatu ketika, beliau mendapati satu tempat yang kosong, yang semestinya tempat itu ditempati burung hud-hud. Dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud , Apakah dia Termasuk yang tidak hadir." (an-Naml : 20) Saat burung hudu-hud akan kembali ke Istana Nabi Sulaiman, ia melihat sekelompok kaum yang menyembah matahari. Meskipun ia harus kembali dan berkumpul dengan burung-burung yang lain pada saat itu, tapi ia tidak ingin melihat manusia yang jauh dari Allah swt. Ia mendekati kerumunan orang itu, dan ingin tahu lebh dekat apa yang mereka lakukan,. Maka ia pun pergi ke sana; terbang dari Yaman menuju Palestina. Perhatikanlah, bagaimana perhatian hud-hud terhadap keimanan. Sementara saat sekarang, amat jarang oang yang mau terjun dalam dunia dakwah; menjadi seorang dai yang mengajak manusia kembali kepada Allah swt. Kita melihat begitu banyak wanita muslimah yang enggan membimbing tetangganya. Begitu pula dengan lelaki yang menyatakan beriman kepada Allah swt., tapi ia tidak mau tahu dengan kondisi temannya yang tidak mau menjalankan shalat, senang berbuat zina dan meminum minuman keras. Padahal ia tertawa dan saling bercanda, tapi mengapa tidak mau mengajaknya ke jalan yang lurus. Apa yang penghalang diri kita sehingga tidak mau memimbing taman-teman kita ? Kenapa keinginan untuk berdakwah tidak ada sama sekali dalam diri kita? Hud-hu kembali ke istana Nabi Sulaiman dan menemui beliau. Ia berkata,"Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar." (an-Naml : 22-23) Saudaraku, dengan semangat yang berkobar akan kewajibannya dalam beragama, hud-hud rela terbang sampai ke Istana ratu Balqis demi mengumpulkan informasi tentang dirinya dan juga kaumnya lalu diceritakan kepada Nabi Sulaiman. "Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk." (an-Naml : 24) Hud-hud berkata, "dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. Agar mereka tidak menyembah Allah."" (an-Naml : 24-25) Makhluk yang begitu kecil, tapi hatinya begitu semangat dalam menyebarkan keyakinan yang benar, sementara kita, apa yang sudah kita lakukan? Alangkah senangnya hati ini andaikata ada orangyang mau berbuat seperti hud-hud, tidak sebagaimana yang sering kali kita dapai, di mana ada orang yang baru, menjalankan shalat tarawih tapi ia mengira bahwa dirinya telah melaksanakan semua perintah syariat. Tujuan yang paling tinggi dalam hidup ini adalah mempersembahkan semua kehidupan kita pada agama, menanamkan rasa cinta kita kepada Allah swt. dan agamanya. Saudaraku, ketahuilah bahwa Allah swt. pernah memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk mengghancurkan sebuah negara dan juga penduduknya, tapi Malaikat berkata, "Ya Allah, di negara itu masih ada orang yang sujud kepada-Mu, ia tidak pernah berhenti mengingat dan bersujud di hadapan-Mu." Allah swt. berfirman kepada Jibril, "Wahai Jibril lakukan apa yang aku perintahkan!" "Bagaimana mungkin aku melakukannya?" Lantas Allah swt. berfirman, "Memang ia tidak pernah berhenti memalingkan wajahnya dari-Ku, tapi ia juga mengabaikan dengan kemungkaran dan kemaksiatan yang menyebar di sana!" Sekiranya dalam satu kampung penduduknya melakukan kemaksiatan, dan di sana ada satu orang yang tidak pernah berhenti menjalankan ketaatan dan beribadah, tapi ia tidak mau tahu dengan kemaksiatan yang merajalela di tempat itu; ia tdak mau mengajak kepada yangm akruf dan mencegah perkara mungkar, maka Allah swt. akan menurunkan azab-Nya kepada mereka semua, baik yang taat maupun yang berbuat mungkar. Di manakah gerangan orang yang hatinya telah tertanam keinginan untuk mengajak orang lain berbuat baik dengan penuh kasih sayang, dan berkata, "Aku cinta pada agamaku, aku menjalankan shalat tarawih, dan setia kali aku melewati jalan, aku mengajak temanku untuk untuk kembali kepada Allah swt.?" Ingatlah firman Allah swt. di atas, "Memang ia tidak pernah berhenti memalingkan wajahnya dari-Ku, tapi ia juga abai dengan kemungkaran dan kemaksiatan yang menyebar di sana!" Ia takut manakala ia mencegah kemungkaran, hal itu akan membahayakan dirinya, perusahanya atapun rumahnya. Jangan takut, mulailah untuk mencegah kemungkaran!

Minggu, 01 Juli 2012

aku tidak bisa melupakanmu sayang

Bismillahirrahmanirrahim.. Betapa sulit melupakan seseorang yang pernah mengisi hati. Kamu mungkin pernah mengalaminya, karna perasaan seperti ini banyak yang merasakannya. Bukan hal yang tabu ketika kamu membicarakannya agar kamu bisa mengolah rasa itu menjadi rasa yang tidak menimbulkan kegetiran dalam menjalankan hidup. Rasa cinta memang fitrah, tapi keadaan lah yang merubah fitrah itu menjadi sebuah fitnah. Keinginan untuk dicintai dan mencintai menjadi tombak seseorang untuk merasakan cinta yang belum halal. Melupakan orang yang pernah kamu cintai memang bukan perkara mudah, bukan hanya orang yang melaksanakan ‘pacaran’ saja yang pernah merasakan hal ini. Tapi bagi orang yang tak pernah merasakan pacaran bahkan tak pernah mengungkapkan isi hatinya pun merasakan hal ini. Ini lah bukti bahwa cinta yang fitrah bisa menjadi fitnah yang nyata bila tak diolah dengan bijak. Sadarilah bahwa kamu sedang melangkah untuk menjadi lebih baik. Sudah seharusnya ketika si ‘dia’ tak bisa kamu miliki, dia sudah menjadi bagian masa lalu mu. Kalo memang sulit untuk melupakannya, tak perlulah tiba-tiba harus dilupakan. Tapi biarlah si dia menjadi pengingat mu bahwa masih ada cinta sejati yang menunggumu didepan, karna kamu bukan menanti masa lalu. Si dia dengan kehidupannya dan kamu dengan kehidupanmu, ini lah yang harus kamu tekankan dalam perjalanan hidupmu. Toh ketika kamu berusaha keras melupakan si dia, dia justru sedang asyik melenggang tanpa memikirkanmu. Lantas siapa yang merugi kalo seperti ini.Rasa sakit karna ternyata dia gak memilihmu untuk menjadi pemberhentian terakhir , bukan berarti menjadikanmu lupa bahwa Allah selalu ada disampingmu. Apalagi bagi kamu yang ingin melupakan si dia karna pernah melegalkan aktivitas pacaran. Justru Allah sangat sayang padamu, Dia bebaskan kamu dari aktivitas maksiat. Harusnya kamu bangga dan senang Allah masih perhatian padamu. Kamu dituntun untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, dengan cinta yang diberikanNya. Dari sini lah kamu harus bersadar diri, bahwa melupakan mantan kekasih yang tak pernah halal bagimu adalah sebuah kebangkitan. Bangkit dari keterpurukan maksiat yang pernah kamu lakukan dan bangkit untuk memperjuangkan agama Allah. Anggaplah cinta pada mantan kekasihmu yang masih kamu simpan sampai saat ini adalah bagian dari pengingatmu akan masa lalu, agar kamu tak pernah mengulanginya lagi. Sungguh merugilah bagi orang yang dituntun menjadi lebih baik, namun dia kembali mengikuti alur masa lalunya. Sedangkan bagi yang tak pernah pacaran, tapi pernah merasakan jatuh cinta yang sangat pada si dia. Namun dia tak menambatkan hatinya padamu, dan memilih menambatkan hatinya pada orang lain. Kamu mungkin merasakan sakit yang lebih dahsyat, karna kamu tak pernah mengungkapkan rasa cintamu. Disebabkan kamu ingin menjaga hati dan izzah mu juga dia. Masalah hati ini memang tak bisa dipecahkan secara rasional, karna sekali lagi ini masalah perasaan yang hanya kamu lah yang tahu seberapa besar dan seberapa dahsyat. Namun harus ada keberanian yang kuat untuk melupakannya, sangat disayangkan penjagaanmu terhadap izzah harus tercoreng karna cinta yang tak pernah dihalalkan. Ibarat minum obat, kamu harus berani minum obat yang pahit sekalipun agar kamu segera sembuh dari sakitmu. Yang perlu kamu selalu ingat dan tekankan pada hatimu adalah kelak akan ada orang yang lebih berhak untuk mendapat cinta sejatimu dari pada orang yang sekarang ini tak mampu kamu lupakan. Tak mungkin juga kamu akan lebih mencintai si dia yang tak halal bagimu daripada orang yang telah halal bagimu, hal ini harus segera ditegaskan dalam hatimu. Bahwa kelak ada orang yang patut kamu cintai. Tak kunjung habis air mata ini.. Mengingatmu dalam derai hujan.. Mengingatmu dalam kehangatan senja Mengingatmu dalam keheningan malam.. Ku tak mampu kehilanganmu.. Tapi pelangi kembali memancarkan warnanya.. Ketika badai cinta telah mampu ku pupuskan.. Karna ku yakin Allah lah yang akan mengganti cinta ini..