Selasa, 22 Mei 2012

DPROPOSAL MA,ADH ARUS-SUNNAH

PROPOSAL MA’ADH DARUS-SUNNAH
Assalamualayikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Salam ta'zhim kami sampaikan semoga Bapak/Ibu selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin dengan ini kami menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa beserta ibadah penyertaan lainnya, semoga melalui amal ibadah dibulan Ramadhan tersebut kita semua mampu meraih peningkatan nilai-nilai ketaqwaan yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Selanjutnya, berkenaan dengan adanya kegiatan pembangunan MA’ADH DARUS-SUNNAH PAPUA BARAT yang kami asuh, dimana saat ini kami sangat mengharapkan dukungan dana dari segenap kaum muhsinin, maka bersama ini kami laporkan kelangsungan pembangunan Pesantren tersebut sebagaimana terlampir, dan sekaligus kami menyampaikan permohonan dana kepada Bapak/Ibu , baik dalam bentuk Wakaf, Zakat dan Infaq demi kelancaran pembangunannya. Dan bagi kaum Muhsinin yang berkenan untuk mendukung program mulia ini, dapat menyalurkannya kepada pengurus muslim papua
Demikian permonan ini kami sampaikan kiranya Bapak/Ibu dapat mengabulkannya dan atas perhatian dan pengorbanannya kami ucapkan jazakumullahu khairol jaza', Semoga Allah menerima amalnya sebagai jariah diakhirat kelak serta diganti dengan yang lebih baik didunia ini, Amin.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
PENGASUH:


( Muh Jafar Al Yasin )







PROFIL
PEMBANGUNAN MA’ADH DARUS-SUNNAH

A. Muqaddimah
Gegap-gempitanya dakwah Islam di Tanah papua sungguh sangat menggembirakan. Tapi di sisi lain, kondisi itu kurang dibarengi dengan pembenahan menyeluruh kelompok umat Islam lain, yaitu para mualaf. Dakwah Islam telah menggetarkan sebagian umat lain masuk Islam dan ini logis karena ajaran Islam sangat menyentuh ruang-ruang batin yang haus akan kebenaran. Hanya saja, perkembangan yang menggembirakan ini melupakan aspek pembinaan pada sekelompok umat Islam tanah papua (para mualaf).
Maka tak heran jika perhatian terhadap para mualaf ini semakin terasa dari tahun ke tahun. Keberadaan mereka terabaikan baik oleh pemerintah (Departemen Agama) maupun oleh organisasi-organisasi Islam yang ada. Padahal mereka adalah sekelompok umat yang disebutkan dalam al-Qur'an sebagai entitas penerima zakat. Penerima zakat ini dapat diartikan secara luas meliputi pembinaan, perlindungan, perhatian, dan nasib mereka setelah masuk Islam.
Karena itu, kebutuhan akan lembaga atau pembbinaan yang secara spesifik mengurus para mualaf sangatlah mendesak dan masuk kategori dharury. Dalam rangka memenuhi tujuan dimaksud, pengurus anak santri muallaf/muslim papua telah mendirikan Pesantren MA’ADH DARUS-SUNNAH.yang dirancang untuk membina, mendidik, dan menyantuni para mualaf sampai mereka mampu berdiri sendiri. Hal ini dilakukan karena pembinaan mualaf tidak dilakukan secara sistemik dan programatik, sehingga dalam banyak hal mendorong mereka melakukan murtad kembali.
Dengan demikian, pengurus santri muallaf/muslim papua didirikan bukan saja karena untuk mengisi kekosongan peran pembinaan mualaf, tetapi juga untuk mengefektifkan kerja-kerja pembinaan mualaf secara lebih baik.
Namun demikian, Pembinaan Mualaf ini juga akan menyelenggarakan program-program pendidikan formal yang berorientasi pada pembentukan aqidah Islam yang kuat dan kaffah yang dalam jangka panjang akan membentengi anak-anak didik yang kokoh dalam gelombang kristenisasi massif dewasa ini. Bahkan pengurus anak anak papua ini akan membekali cara-cara berargumentasi dalam upaya sistematis melawan kristenisasi.
Selain itu, pengurus anak anak muallaf/muslim papua akan menyelenggarakan pendidikan al Qur’an dan pelatihan vokasional sebagai sayap pembangunan ekonomi pesantren sehingga secara perlahan dapat membekali anak didik dan para muallaf dalam pasar-pasar publik dan pembangunan.


B. Latar Belakang Pendirian
Pembinaan Mualaf ini bermula dari keperihatinan Muh Jafar yang mendapati para mualaf Kondisi mereka sangat memperihatinkan karena setelah masuk Islam, mereka terusir dari rumah dan hidup tanpa perlindungan orang tua atau keluarga. Jalan ini mereka pilih karena mereka yakin iman Islam sangat cocok dalam memenuhi gemuruh batin akan kebenaran ajaran Islam.
Namun pilihan ini tidaklah mudah. Pilihan ini berakibat pada keterlantaran mereka dari pelukan keluarga yang mengasihi. Mereka dianggap bukan bagian keluarga dan bahkan mengalami ancaman teror. Karena kondisi berat ini ditambah kurang pembinaan iman Islam, sebagian ada yang kembali murtad. Kondisi semacam ini dilihat dari optik ajaran Islam sangat disayangkan. Mengapa mereka terlantar? Mengapa mereka murtad kembali? Mengapa mereka dibiarkan menderita sendirian?
Pertanyaan ini menyentuh hati terdalam. Organisasi-organisasi Islam besar dan kecil sibuk berebut kursi politik. Para ulama berebut kue kekuasaan. Maka tak heran, jika keterlantaran mereka tak pernah terjawab. Dalam kondisi semacam ini kami mengadakan kirim santri para muallaf yang bergerak di bidang pembinaan, muallaf /muslim papua dan perhatian serta pelayanan pendidikan.
C. Visi dan Misi
I. Visi
"Membentuk kader-kader muallaf / Muslim yang kaffah dan mampu menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah islamiyah"

II. Misi
Sebagai sebuah institusi Pendidikan non formal yang akan melahirkan pribadi-pribadi Muslim yang kaffah, berkarakter serta berjiwa kemandirian, maka misi pengurus anak anak santri papua dituangkan dalam beberapa misi sebagai berikut:
1. Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelumnya dan menggantikan dengan iman Islam yang lurus.
2. Menanamkan fondasi keislaman yang kokoh berdasarkan al-Qur'an dan Sunnah.
3. Mencetak juru da'wah (Da'i) yang militan berwawasan perbandingan agama.
4. Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah, mandiri dan terampil.
5. Menggalang kesatuan dan persatuan di antara kaum Muslimin papua Indonesia dalam membeikan daya dukung terhadap kebangunan iman dan taqwa yang mantap di kalngan saudara kita kaum Muallaf./muslim papua
6. Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan pendidikan dan pembinaan para muallaf /muslim papua sebagai salah satu potensi dan asset umat yang dapat diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa.

D. Nama dan Lokasi pengurus anak anak muallaf/muslim papua
Sekertariat sementara masjid annur. Celunyi bandung Rt 04/06.kelurahan cileunyi bandung/UIN.sunan gunung djati bandung.kode 40604.cileunyi bandung jawa barat

E. Rencana Strategis pengurus ,A’ADH DARUS-SUNNAH muallaf/muslim papua
Pengurus anak anak santri papua ini memiliki rencana strategis sebagai berikut:
1. Menginventarisir para muallaf yang berada di kota-kota maupun di desa-desa untuk lebih diberikan pendidikan dan pengajaran tentang keislaman sebagai ikhtiar pemantapan aqidah islamiyah dan akhlaq al-karimah.
2. Menginventarisir para muallaf untuk ditingkatkan potensi dan sumber daya manusia yang mereka miliki agar memperoleh kesempatan yang sama dalam mencapai kehidupan yang layak, sebagaimana maksud dan tujuan dari kemerdekaan manusia , yakni terpeliharanya antara hak dan kewajiban yang proporsional.
3. Membangun silaturahim dan komunikasi antar para muallaf dan umat Islam papua secara keseluruhan dalam rangka terciptanya sinergi hubungan.
4. Menghimpun potensi kaum Muslimin baik yang bermukim di pedesaan maupun di perkotaan untuk menjadi donator ataupun penyandang dana melalui pembayaran zakat yang aktif.
5. Membangun usaha-usaha sebagai sumber daya ekonomi untuk dapat berkemandiriannya kaum muallaf yang kurang mampu.
6. Dalam fungsi sebagai 'Amilin, pengurus muallaf/ muslim papua akan menyalurkan dan menyampaikan amanat dan zakat, infaq, dan shadaqah umat Islam yang terakumulasi sesuai dengan ketentuan Syari'at Islam.
F. Program Kerja
1. Program pembinaan
• Memberikan dasar-dasar aqidah Islamiyah melalui kajian rutin
• Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama
• Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-ceramah yang efektif
2. Program Pendidikan

• Menyelenggarakan pendidikan formal dari Tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi
• Menyelenggarakan pendidikan pesantren dengan pola terpadu (Islamic boarding school system).
3. Program Pengembangan santri papua
• Menghafal al-Qur'an dan tafsirnya
• Menghafal Hadits dan sarahnya
• Penguasaan Bahasa Arab
• Penguasaan Bahasa Inggris


g. Estimasi Dana
Dana yang diperlukan saat ini untuk kelanjutan pengurus muslim papua Pembinaan Muallaf membutuhkan dana adalah lebih kurang sebesar Rp 27.000.000.juta.pembelian membangun MA’ADH DARUS-SUNNAH

my - muh jafar al yasin

Minggu, 20 Mei 2012

DOA YANG INDAH

Ya Allah, Ku Mohon Rahmat-Mu Doa yang indah dan menyentuh…… “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu, rahmat dari sisi-Mu. Dengan rahmat-Mu Engkau menerangi hatiku. Dengan rahmat-Mu Engkau mengumpulkan dan memudahkan urusanku. Dengan rahmat-Mu Engkau balikkan sesuatu yang tiada dariku. Dengan rahmat-Mu Engkau Angkat kesaksianku. Dengan rahmat-Mu Engkau sucikan amalku. Dengan rahmat-Mu Engkau ilhamkan kedewasaanku. Dengan rahmat-Mu Engkau kembalikan sesuatu yang hilang dariku. Dengan rahmat-Mu Engkau jaga aku dari segala keburukan.” “Ya Allah, karuniakan kepadaku keimanan dan keyakinan yang tidak ada kekufuran lagi setelahnya. Ya Allah karuniakan kepadaku rahmat, yang dengannya aku memperoleh kemulyaan-Mu, di dunia dan di akhirat. Ya Allah, saya mohon kepada-Mu keberhasilan dan keberuntungan dalam takdir. Predikat orang-orang syahid. Kehidupan yang bahagia. Dan pertolongan dalam menghadapi musuh.” “Ya Allah, saya sampaikan kepada-Mu segala hajatku. Pendeknya pikiranku. Lemahnya amalku. Saya sangat membutuhkan rahmat-Mu. Karena itu, Ya Allah, saya memohon kepada-Mu, Wahai Dzat Yang Mengabulkan segala urusan. Wahai Dzat yang Melapangkan dada. Sebagaimana Engkau mudah mengalirkan (air) di antara lautan. Maka saya mohon agar Engkau menghindarkanku dari siksa menyala-nyala. Menghindarkanku dari do’a yang sia-sia. Dan dari fitnah kubur. Ya Allah, sungguh, sangat pendek pikiranku tentang itu. Urusanku tidak sampai menjangkaunya. Dan niatku tidak sampai melampauinya, dari kebaikan yang telah Engkau janjikan kepada seseorang dari makhluk-Mu. Atau kebaikan yang Engkau berikan kepada seseorang dari hamba-hamba-Mu. Dan karena itu saya rindu kepada-Mu akan itu. Saya memohon kepada-Mu bisa mendapatkannya dengan rahmat-Mu, Ya Rabbal ‘Alamin.” “Ya Allah, Dzat Yang mempunyai tali yang kuat dan urusan yang baik. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu rasa aman di hari persaksian. Syurga di hari kekekalan. Bersama orang-orang dekat lagi syuhada’. Bersama orang-orang yang rukuk lagi sujud. Bersama dengan orang-orang yang memenuhi janji-janjinya. Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Cinta dan Kasih-Sayang. Dan Engkau bekerja sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki sendiri.” “Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang menjadi sebab orang lain mendapat petunjuk, dan kami sendiri bagian dari orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Bukan orang-orang yang sesat lagi menyesatkan. Damai terhadap penolong-penolong-Mu. Perang terhadap musuh-musuh-Mu. Kami cinta dengan cinta-Mu kepada orang yang mencintai-Mu. Kami menentang dengan permusuhan-Mu terhadap orang yang melawan-Mu. Ya Allah, inilah do’a, telah kami panjatkan, karena itu sewajarnya Engkau mengabulkan. Ya Allah, kesungguhan telah kami buktikan, oleh karena itu Engkau pasti melepangkan.” “Ya Allah, saya hamba-Mu, putra dari hamba-Mu, putra dari budak-Mu. Ubun-ubunku berada dalam genggaman-Mu. Hukum-Mu berlaku bagiku. Adil putusan-Mu padaku. Saya memohon kepada-Mu dengan menyebut segala nama-Mu. Nama Yang Engkau sendiri menamai-Mu. Atau nama yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu. Atau nama yang telah Engkau ajarkan kepada salah satu makhluk-Mu. Atau nama yang hanya Engkau yang tahu karena Engkau rahasiakan dalam sisi-Mu. Agar Engkau, Ya Allah, menjadikan Al Qur’an sebagai pelita hatiku. Sebagai cahaya bagi dadaku. Sebagai penawar kegelisahanku. Sebagai penghalau kegundahanku.” “Ya Allah, sayangi aku untuk meninggalkan maksiat dan dosa, selamanya, selama Engkau menghidupkanku. Ya Allah, sayangi aku, agar Engkau tidak membebani aku di luar kemampuanku. Ya Allah, karuniakan kepadaku penglihatan yang indah terhadap sesuatu yang Engkau ridhai dariku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi. Dzat Yang Maha Tinggi lagi Terhormat. Mulya yang tiada duanya. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Kasih. Saya memohon kepada-Mu dengan kemulyaan Engkau dan cahaya Wajah-Mu, agar Engkau meneguhkan hatiku dalam menjaga

Selasa, 08 Mei 2012

Mendudukkan Akal pada Tempatnya

Akal Tidak Bisa Berdiri Sendiri
Walaupun akal bisa digunakan untuk merenungi dan memahami Al Qur’an, akal tidaklah bisa berdiri sendiri. Bahkan akal sangat membutuhkan dalil syar’i (Al Qur’an dan Hadits) sebagai penerang jalan. Akal itu ibarat mata. Mata memang memiliki potensi untuk melihat suatu benda. Namun tanpa adanya cahaya, mata tidak dapat melihat apa-apa. Apabila ada cahaya, barulah mata bisa melihat benda dengan jelas.
Jadi itulah akal. Akal barulah bisa berfungsi jika ada cahaya Al Qur’an dan As Sunnah atau dalil syar’i. Jika tidak ada cahaya wahyu, akal sangatlah mustahil melihat dan mengetahui sesuatu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Bahkan akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu dan untuk beramal dengan baik dan sempurna. Akal pun akan menyempurnakan ilmu dan amal. Akan tetapi, akal tidaklah bisa berdiri sendiri. Akal bisa berfungsi jika dia memiliki instink dan kekuatan sebagaimana penglihatan mata bisa berfungsi jika ada cahaya. Apabila akal mendapati cahaya iman dan Al Qur’an barulah akal akan seperti mata yang mendapatkan cahaya mentari. Jika bersendirian tanpa cahaya, akal tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.” (Majmu’ Al Fatawa, 3/338-339)
Intinya, akal bisa berjalan dan berfungsi jika ditunjuki oleh dalil syar’i yaitu dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah. Tanpa cahaya ini, akal tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Ketika Akal dan Dalil Syar’i Bertentangan
Jika kita sudah mengetahui bahwa akal tidaklah bisa berfungsi kecuali dengan adanya penerang dari Al Qur’an dan As Sunnah, maka tentu saja akal yang benar tidaklah mungkin bertentangan dengan dalil syar’i. Jika bertentangan, maka akal yang patut ditanyakan dan dalil syar’i lah yang patut dimenangkan. Kami dapat memberikan deskripsi tentang akal dan dalil syar’i sebagai berikut.
Ada orang awam ingin bertanya suatu hal pada seorang ulama. Akhirnya dia dibantu oleh Ahmad. Ahmad pun menunjukkan orang awam tadi pada ulama tersebut. Dalam suatu masalah, Ahmad menyelisihi pendapat ulama tadi. Lalu Ahmad mengatakan pada orang awam tadi, “Aku yang telah menunjuki engkau pada ulama tersebut, seharusnya engkau mengambil pendapatku bukan pendapat ulama tadi.” Tentu saja orang awam tadi akan mengatakan, “Engkau memang yang telah menunjukiku pada ulama tadi. Engkau menyuruhku untuk mengikuti ulama tadi, namun bukan untuk mengikuti pendapatmu. Jika aku mengikuti petunjukmu bahwa ulama tadi adalah tempat untuk bertanya, hal ini bukan berarti aku harus mencocokimu dalam setiap yang engkau katakan. Jika engkau keliru dan menyelisihi ulama tadi padahal dia lebih berilmu darimu, maka kekeliruanmu pada saat ini tidaklah membuat cacat tentang keilmuanmu bahwa dia adalah ulama.”
Ini adalah permisalan dengan seorang ulama yang mungkin saja salah. Lalu bagaimanakah jika pada posisi ulama tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak mungkin keliru dalam penyampaian berita dari Allah?
Dari deskripsi ini, akal dimisalkan dengan si Ahmad yang jadi petunjuk kepada ulama tadi. Sedangkan ulama tersebut adalah permisalan dari dalil syar’i. Inilah sikap yang harus kita miliki tatkala kita menemukan bahwa akal ternyata bertentangan dengan dalil syar’i. Sikap yang benar ketika itu adalah seseorang mendahulukan dalil syar’i daripada logika. Sebagaimana kita mendahulukan ulama tadi dari si Ahmad sebagai petunjuk jalan. Jika dalil syar’i bertentangan dengan akal, maka dalil lah yang harus didahulukan. Namun hal ini tidak membuat akal itu cacat karena dia telah menunjuki kepada dalil syar’i.
Inilah yang diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu jika akal bertentangan dengan dalil Al Qur’an dan As Sunnah, maka dalil syar’i lebih harus kita dahulukan dari akal.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Jika seseorang mengetahui dengan akalnya bahwa ini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian ada berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun ternyata berita tersebut menyelisihi akal. Pada saat ini, akal harus pasrah dan patuh. Akal harus menyelesaikan perselisihan ini dengan menyerahkan pada orang yang lebih tahu darinya yaitu dari berita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada saat ini, akal tidaklah boleh mendahulukan hasil pemikirannya dari berita Rasul. Karena sebagaimana diketahui bahwa akal manusia itu memiliki kekurangan dibandingan dengan berita Rasul. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentu saja lebih mengerti mengenai Allah Ta’ala, nama dan sifat-sifat-Nya, serta lebih mengetahui tentang berita hari akhir daripada akal.” (Dar-ut Ta’arudh, 1/80)
Akal Tidak Mungkin Bertentangan dengan Dalil Al Qur’an dan As Sunnah

Jika Kamu Menyadari..

Jika kamu Mengerti bahwa menuju akhirat adalah perjalanan panjang

Pasti kamu tidak akan pernah puas dalam mempersiapkan bekal

Jika kamu memahami bahwa surga itu Sungguh mahal harganya

pasti kamu akan berfikir berkali2 jika ingin beramal asal2lan

Jika kamu Menyadari bahwa Allah Maha Adil
Pasti kamu tidak berniat membalas kedhaliman manusia
Sahabat....

Waktu adalah nafas yang tiada kembali
Maka jangan pernah kamu berbuat sia-sia
Sahabat...
Do’a orang yang terdholimi itu tanpa hijab dengan Allah
Maka jangan kamu suka menyakiti saudara-saudaramu
Sahabat.....
Penyakit itu menghapus dosa-dosa
maka jangan pernah mengutuk2nya

Sahabat....
Cobaan itu meningkatkan iman
Maka tabahkan hatimu dan jangan mengeluh tentangnya

Sahabat....

Istri/suami adalah manusia
Jangan kamu ingin menuntutnya selalu sempurna

Sahabat....
Setan itu musuh yang ingin mengajakmu ke neraka
maka jangan sedikitpun kamu menoleh dan menuruti bisikannya

Sahabat, yakinlah...
Ajal datang tiba-tiba
maka persiapkan dirimu
jangan pernah menunda persiapannya.....






Sebelum Aku nyatakan




Ketika perasaan itu hadir..
Ku yakin ia putih dan suci..
Karena tak ku hembuskan ia dalam nafsu..
Dan insya Allah aku menjaganya..


Kau datang ketika rasaku sudah waktunya..
Tapi tetap ia tak ku nyatakan..
Karena pernyataan hanya akan menodai kesucian..
Yang ku juga yakin kau sangat menjaganya..


Lalu aku hanya diam..

Dan kau pun diam..
Karena kau tak tahu..
Dan ku tak ingin kau tahu..
Semua ada masanya..





Karena takdir Allah itu pasti..
Tuk aku memastikan tidak lagi memendamnya...
Dan ketika itu kau pun akan tahu..


Saat ini kau menjaga diri..
Dan harapku selalulah begitu..
Karena itu ku jadikan alasan..
Untuk memendam rasa ini..



Pesanku kepadamu wahai bakalku..
Keazamanmu sudah tepat..
Kuatkan Allah di hatimu..
Sebelum Dia mengizinkanku memiliki mu..


Dan jika kau berpaling dari penjagaanmu..
Mungkin aku tidak lagi menyimpan rasa ini untukmu..
Aku akan mencari yang istiqamah..
Yang kuat dan tidak sepertimu..



Maka tetaplah kau menjadi dirimu..
Sabar di dunia dan bahagia di akhirat..
Aku akan selalu mendoakanmu..
Semoga kau tetap di jalan itu..



Andainya nanti kau tidak bersamaku..
Ku yakin kau akan mendapatkan yang terbaik..
Ku harap aku pun begitu..
Karena Allah tidak memungkiri janji..


Kau adalah untuk orang yang baik..
Semoga Allah menjadikanku orang yang baik..
Mari berdoa kepada Yang Maha Baik..
Agar kita mendapatkan yang terbaik..



Pada akhirnya Allah lah tujuan..
Aku menginginkanmu bukan karena dirimu..
Dari Allah lah ku mengharap keridhaan..
Kau hanya salah satu jalan kearah yang dituju..

MINUMAN KERAS MERAJALELA DAN DIANGGAP HALAL

Telah merajalela minum-minuman keras di kalangan umat ini dan diberinya nama (label) lain. Dan yang lebih parah lagi ialah dianggapnya halal minuman keras itu oleh sebagian orang. Hal ini juga termasuk sebagian tanda dekatnya hari kiamat. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Diantara tanda-tanda (telah dekatnya) hari kiamat ialah …., kemudian beliau menyebutkan antara lain “akan diminumnya khamr” [Shahih Muslim, Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuri Jahli Wal Fitan Di Akhiriz Zaman 16 : 121]

Sebagian dari hadit-hadits ini telah disebutkan dalam membicarakan Ma’azif (alat-alat musik), yang antara lain disebutkan bahwa di kalangan umat Islam ini akan muncul orang-orang yang menghalalkan minum khamar (minuman keras). Misalnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada segolongan dari umatku yang menghalalkan khamar (minuman keras) dan memberinya nama dengan nama (label) lain” [Musnad Ahmad dan Sunnah Ibnu Majah. Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari 10 : 51. “Sanadnya bagus”. Hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shagir 5 : 13-14, hadits no 4945]

Khamr ini kini telah diberi nama dengan nama dan atau label yang banyak dan bermacam-macam, hingga ada yang menamainya minuman untuk membangkitkan semangat dan sebagainya. Dan hadits yang mengatakan bahwa di kalangan umat Islam ini akan merajalela minuman keras (khamar) dan akan ada orang-orang yang menghalalkan dan menganggapnya halal. Penghalalan atau penganggapan halal terhadap khamr ini oleh Ibnu ‘Arabi ditafsiri dengan dua penafsiran, yaitu :

Pertama : Menganggap halal meminumnya
Kedua : Meminumnya secara bebas seakan-akan meminum-miuman yang halal

Dan beliau mengatakan bahwa beliau telah mendengar dan melihat sendiri orang yang berbuat demikian (Vide : Fathul Bari 10 :51). Dan pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi orang yang berbuat demikian.

Sungguh ada sebagian orang yang terfitnah dengan meminum minuman keras (khamar). Yang lebih mengerikan lagi ialah dijualnya khamar itu secara terbuka dan diminum secara terang-terangan di beberapa negara Islam, dan telah tersebar sedemikian rupa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Padahal, yang demikian itu merupakan bahaya besar dan kerusakan yang amat fatal. Segala urusan kepunyaan Allah, sebelumnya dan sesudahnya.

Aku sayang kamu.. pertama kali terpandang..

seakan ada tarikan magnet yang menarik
aku tak tahu kuasa apakah itu
tapi yang pasti kamu bisa buat
denyut nafasku bagaikan terhenti
kehidupanku ceria selalu...
hanya kerna ku pahat wajahmu dalam mindaku

Aku sayang kamu..
memang ku akui
aku memang sukar untuk meluahkan rasa
bahkan merona segan melakar bicara rindu
melafazkan kata-kata cinta
tapi dengan kamu segalanya ingin
aku muntahkan apa yang terpendam
agar kau bisa mengerti..

Aku sayang kamu..
walau tanpa tanda noktah yang pasti
tanpa talian perhubungan hati
aku senang begini..
biar rasa rindu dan tertanya-tanya itu
bisa buat hati kita jadi dekat selalu
kerna Kuasa itu lebih mengetahui segalanya..

Aku memang sayang kamu..
namun aku lebih menyayangi diriku sendiri
kerna aku takut rasa sayang yang melampau
padamu bisa buat aku melukai diriku..
bisa meruntuhkan kekuatan yang kembali
ku pertahankan.
dan aku paling takut andai
tiba-tiba kamu hilang.. seperti mereka
jadi biarlah yang tersirat dan tersurat itu
ku genggam erat dalam lipatan hati
andai ada restu Ilahi pastikan jadi milik ku..

  ku..

















Gadis Cantik Itu...

Gadis cantik itu selalu tersenyum bahagia
Senyumnya memberikan makna dalam jiwa
Ingin Rasanya hati ini mengutarakan cinta
Cinta yang tulus dari hamba yg takut tuhannya

Keanggunannya membuatku tak mampu mengutarakan kata
Untaian kata cinta yang menggetarkan hati seorang hamba
Gadis cantik itu selalu menyapa dengan senyum khasnya
Bagaikan kilauan cahaya menerangi malam yang gelap gulita

Gadis cantik itu senantiasa bergembira ria
Tak ada duka membayangi Hari-Harinya
Begitulah Dia bersyukur kepada Tuhan-Nya
Yang selalu memberikan cinta kepadanya..

Terdiam kuberfikir akan realita kehidupan umat manusia
Kehidupan yg penuh ujian, rintangan, harapan, yg takkan sia-sia
Begitulah hidup gadis cantik yang manis rupanya
Takkan pernah lupa bahwa hidup didunia hanyalah sementara

Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku.. Jadikanlah diriku sebaik-baik hamba yg Engkau ridhoi

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.
Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain
Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”
Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi.
Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung
Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain.
Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt.
Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”
Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit
Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam surga. Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk surga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.
Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.
Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga.
Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih
Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: surga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)
Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya.
Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan. “Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.