Kamis, 28 Juni 2012

Indahnya Cinta Karena Allah

“Tidaklah seseorang diantara kalian dikatakan beriman, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri.” Secara nalar pecinta dunia, bagaimana mungkin kita mengutamakan orang lain dibandingkan diri kita? Secara hawa nafsu manusia, bagaimana mungkin kita memberikan sesuatu yang kita cintai kepada saudara kita? Pertanyaan tersebut dapat terjawab melalui penjelasan Ibnu Daqiiqil ‘Ied dalam syarah beliau terhadap hadits diatas (selengkapnya, lihat di Syarah Hadits Arba’in An-Nawawiyah). (“Tidaklah seseorang beriman” maksudnya adalah -pen). Para ulama berkata, “yakni tidak beriman dengan keimanan yang sempurna, sebab jika tidak, keimanan secara asal tidak didapatkan seseorang kecuali dengan sifat ini.” Maksud dari kata “sesuatu bagi saudaranya” adalah berupa ketaatan, dan sesuatu yang halal. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i. “…hingga dia mencintai bagi saudaranya berupa kebaikan sebagaimana dia mencintai jika hal itu terjadi bagi dirinya.” Syaikh Abu Amru Ibnu Shalah berkata, “Hal ini terkadang dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan mustahil, padahal tidaklah demikian, karena makna hadits ini adalah tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai bagi keislaman saudaranya sebagaimana dia mencintai bagi dirinya. Menegakkan urusan ini tidak dapat direalisasikan dengan cara menyukai jika saudaranya mendapatkan apa yang dia dapatkan, sehingga dia tidak turut berdesakan dengan saudaranya dalam merasakan nikmat tersebut dan tidak mengurangi kenikmatan yang diperolehnya. Itu mudah dan dekat dengan hati yang selamat, sedangkan itu sulit terjadi pada hati yang rusak, semoga Allah Ta’ala memaafkan kita dan saudara-saudara kita seluruhnya.” Abu Zinad berkata, “Sekilas hadits ini menunjukkan tuntutan persamaan (dalam memperlakukan dirinya dan saudaranya), namun pada hakekatnya ada tafdhil (kecenderungan untuk memperlakukan lebih), karena manusia ingin jika dia menjadi orang yang paling utama, maka jika dia menyukai saudaranya seperti dirinya sebagai konsekuensinya adalah dia akan menjadi orang yang kalah dalam hal keutamaannya. Bukankah anda melihat bahwa manusia menyukai agar haknya terpenuhi dan kezhaliman atas dirinya dibalas? Maka letak kesempurnaan imannya adalah ketika dia memiliki tanggungan atau ada hak saudaranya atas dirinya maka dia bersegera untuk mengembalikannya secara adil sekalipun dia merasa berat.” Diantara ulama berkata tentang hadits ini, bahwa seorang mukmin satu dengan yang lain itu ibarat satu jiwa, maka sudah sepantasnya dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana mencintai untuk dirinya karena keduanya laksana satu jiwa sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain: “Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim) “Saudara” yang dimaksud dalam hadits tersebut bukan hanya saudara kandung atau akibat adanya kesamaan nasab/ keturunan darah, tetapi “saudara” dalam artian yang lebih luas lagi. Dalam Bahasa Arab, saudara kandung disebut dengan Asy-Asyaqiiq . Sering kita jumpa seseorang menyebut temannya yang juga beragama Islam sebagai “Ukhti fillah” (saudara wanita ku di jalan Allah). Berarti, kebaikan yang kita berikan tersebut berlaku bagi seluruh kaum muslimin, karena sesungguhnya kaum muslim itu bersaudara. Jika ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin kita menerapkan hal ini sekarang? Sekarang kan jaman susah. Mengurus diri sendiri saja sudah susah, bagaimana mungkin mau mengutamakan orang lain?” Wahai saudariku -semoga Allah senantiasa menetapkan hati kita diatas keimanan-, jadilah seorang mukmin yang kuat! Sesungguhnya mukmin yang kuat lebih dicintai Allah. Seberat apapun kesulitan yang kita hadapi sekarang, ketahuilah bahwa kehidupan kaum muslimin saat awal dakwah Islam oleh Rasulullah jauh lebih sulit lagi. Namun kecintaan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya jauh melebihi kesedihan mereka pada kesulitan hidup yang hanya sementara di dunia. Dengarkanlah pujian Allah terhadap mereka dalam Surat Al-Hasyr: “(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar(ash-shodiquun). Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 8-9) Dalam ayat tersebut Allah memuji kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk memperoleh kebebasan dalam mewujudkan syahadat mereka an laa ilaha illallah wa anna muhammadan rasulullah. Mereka meninggalkan kampung halaman yang mereka cintai dan harta yang telah mereka kumpulkan dengan jerih payah. Semua demi Allah! Maka, kaum muhajirin (orang yang berhijrah) itu pun mendapatkan pujian dari Allah Rabbul ‘alamin. Demikian pula kaum Anshar yang memang merupakan penduduk Madinah. Saudariku fillah, perhatikanlah dengan seksama bagaimana Allah mengajarkan kepada kita keutamaan orang-orang yang mengutamakan saudara mereka. Betapa mengagumkan sikap itsar (mengutamakan orang lain) mereka. Dalam surat Al-Hasyr tersebur, Allah memuji kaum Anshar sebagai Al-Muflihun (orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat) karena kecintaan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin, dan mereka mengutamakan kaum Muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka (kaum Anshar) sebenarnya juga sedang berada dalam kesulitan. Allah Ta’aala memuji orang-orang yang dipelihara Allah Ta’aala dari kekikiran dirinya sebagai orang-orang yang beruntung. Tidaklah yang demikian itu dilakukan oleh kaum Anshar melainkan karena keimanan mereka yang benar-benar tulus, yaitu keimanan kepada Dzat yang telah menciptakan manusia dari tanah liat kemudian menyempurnakan bentuk tubuhnya dan Dia lah Dzat yang memberikan rezeki kepada siapapun yang dikehendaki oleh-Nya serta menghalangi rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki. Tapi, ingatlah wahai saudariku fillah, jangan sampai kita tergelincir oleh tipu daya syaithon ketika mereka membisikkan ke dada kita “utamakanlah saudaramu dalam segala hal, bahkan bila agama mu yang menjadi taruhannya.” Saudariku fillah, hendaklah seseorang berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi agamanya. Misalkan seorang laki-laki datang untuk sholat ke masjid, dia pun langsung mengambil tempat di shaf paling belakang, sedangkan di shaf depan masih ada tempat kosong, lalu dia berdalih “Aku memberikan tempat kosong itu bagi saudaraku yang lain. Cukuplah aku di shaf belakang.” Ketahuilah, itu adalah tipu daya syaithon! Hendaklah kita senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan agama kita. Allah Ta’ala berfirman: “Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh: 148) Berlomba-lombalah dalam membuat kebaikan agama, bukan dalam urusan dunia. Banyak orang yang berdalih dengan ayat ini untuk menyibukkan diri mereka dengan melulu urusan dunia, sehingga untuk belajar tentang makna syahadat saja mereka sudah tidak lagi memiliki waktu sama sekali. Wal iyadzu billah. Semoga Allah menjaga diri kita agar tidak menjadi orang yang seperti itu. Wujudkanlah Kecintaan Kepada Saudaramu Karena Allah Mari kita bersama mengurai, apa contoh sederhana yang bisa kita lakukan sehari-hari sebagai bukti mencintai sesuatu bagi saudara kita yang juga kita cintai bagi diri kita… Mengucapkan Salam dan Menjawab Salam Ketika Bertemu “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidak maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai: Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)

Rabu, 27 Juni 2012

Ya Allah Aku Sangat Mencintaimu

Ya Allah jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya PadaMu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintaiMu. Ya Muhaimin jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu. . . Ya Rabbana jika aku jatuh hati,jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling daripada hatiMu.. Ya Rabbul Izzati jika aku rindu,rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalanMu. . . Ya Allah jika aku menikmati cinta kekasihMu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirMu.. Ya Allah jika aku jatuh hati pada kekasihMu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepadaMu. . . Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasihMu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepadaMu. Bagaimana Menyentuh Hati....... Betapa senang jika kita punya banyak teman. Betapa gembira jika perkataan dan perintah kita diikuti orang lain. Ternyata kuncinya ada pada suasana qalbu kita. Sehingga Rasulullah saw. mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati yang bersih. Sebagaimana sabda beliau; “Ketahuilah bahwa sesunggunhynya dalam jasad itu terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati (qalbu).” (HR. Bukhari dan Muslim) Sungguh beruntung bagi siapapun wabilkhusus aktifis dakwah , yang mampu menata qolbunya menjadi hati yang baik, bening, jernih, bersih, dan selamat (صَلَحَتْ ). Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan (صَلَحَ الجَسَدُ كُلُهُ) . Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih, bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah, lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini. Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya. Subhanallah!. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya, yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan manfaat. Tutur katanya bernash dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain. Hati yang bersih merupakan buah dari amal yang diperbuat seseorang. Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, seorang tabi’in mengungkapan akan hal ini seperti dalam penuturannya; Jika kalian mendapati pada saudaramu kekeringan, maka segeralah bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya itu merupakan akibat dari dosa yang ia kerjakan. Dan apabila kalian mendapati dari mereka bertambah kasih sayang, yang demikian itu merupakan buah dari ketaatan, maka bersyukurlah kepada Allah. Orang yang bersih hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap waktu yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang bersih hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Bersih hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya. Subhanallah! Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat. Tarnyata hati yang bersih, sangat banyak manfaatnya. Apalagi kita sebagai aktifis dakwah. Aktifis dakwah yang telah tertata hatinya adalah aktifis yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan. Tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hati yang bersih akan mampu menaklukan hati orang lain dan itulah wasilah dakwah kita sebelum kita menaklukan hati orang lain. Abbas As-sisi mengatakan Abbas: كَسْبُ الْقُلُوبُ مُقَدَّم على كَسْبِ العُقُولِ ”Menaklukan hati lebih didahulukan sebelum menaklukan akalnya.” Hati yang bersih, ibarat magnet yang dapat menarik benda-benda di sekitarnya. Akan terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa dengannya akan merasakan kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu dengannya akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan. Dan tentunya bagi seorang aktifis dakwah, hati yang bersih merupakan modal untuk dapat menaklukan hati-hati manusia untuk diajak ke jalan yang benar yang kemudian digiring bersama-sama untuk berjuang di jalan Allah subhanahu wa ta'ala. Penting bagi setiap aktifis dakwah untuk mentadabburi hadits Rasul Shallallahu'alaihi Wasallam. berikut ini; ”Ruh-ruh itu bagaikan prajurit yang selalu bersiap siaga. Maka siapa yang mengenalnya ia akan bersatu dan jika tidak mengenalnya akan berpecah.” (HR. Bukhori Muslim) Subhanallah!, lebih dari semua itu, kebersihan hati pun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah subhanahu wa ta'ala. menjadi luar biasa membawa manfaat. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula doa-doanya menjadi luar biasa mustajab. Mustajabnya doa tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.

Senin, 25 Juni 2012

Diam, Inilah Caraku Mencintaimu KarenaNya

Bismillahirrahmanirrahiim... Engkau datang memintaku menjaga kesucian diri dengan jalan yang suci. Sungguh tawaran yang membuatku terheran mengingat engkau adalah seorang muslimah yang dikaruniakan Allah ke-shalehah-an, kecerdasan, dan tidak lupa engkaupun memiliki wajah yang anggun, sehingga mungkin itu juga yang menyebabkan para laki-laki muslim lainnya sering datang untuk meminangmu. Hal itu kurasa adalah sebuah kewajaran, lantaran laki-laki muslim yang mana yang tidak tertarik dengan muslimah yang shalehah? Dan akupun juga muslim, wajar jika seorang muslim memiliki rasa berkeinginan untuk menjadi pemimpin bagi muslimah sholehah bagi dunia dan akhiratnya kelak. Namun apa daya, aku sebagai muslim ketika itu belum cukup siap untuk meminangmu, oleh karenanya selama ini akupun diam. Namun, engkau datang dengan harapan yang besar untuk jalan yang suci itu, harapan yang mengingatkanku bahwa Allah adalah Maha kaya dan mampu memberikan kekayaan kepada siapa yang bersedia menjalankan niat suci itu, akupun tak pernah ragu mengenai hal itu karena akupun yakin. Dorongan itu membuatku begitu semangat untuk bertemu orang tuamu dengan 'bekal' yang seadanya, namun tidaklah semua itu berjalan dengan Berkah jika aku tidak meminta pertimbangan kepada Allah, lantaran Allah Maha mengetahui Yang Terbaik bagi kita semua. Maka aku meminta kepadamu untuk memikirkan dan mempertimbangkan mengenai hal ini dalam beberapa hari. Ku meminta pertimbangan kepadaNya, hingga suatu ketika timbullah pertimbangan yang belum sempat kita perhitungkan. Aku sadar bahwa aku masih belum siap untuk mengaplikasikan niat suci itu, mengingat bukan hanya harta yang menjadi pertimbangan untuk mengaplikasikan baiknya jalan itu, engkaupun tentunya juga tahu di mana keluargapun seharusnya menjadi pertimbangan tambahan mengingat pernikahan juga bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Dan mengenai itu aku belum sampai kepada titik temu walaupun aku sudah berusaha mencobanya kepada mereka, orang tuaku. Apa boleh buat aku harus memutuskan hal yang sebenarnya tidak sanggup kuputuskan, namun atas dasar keimanan engkau memberanikan diri untuk menyatakan itu, zalim jika diriku harus bersikap tidak tegas mengingat permintaanmu atas urusan itu adalah permintaan yang suci. Maka kucoba memutuskan kepadamu bahwa saat ini aku belum mampu meminangmu, meskipun jujur ku sadari bahwa keputusan ini sangat berat bagi seorang muslim yang senantiasa membiasakan diri berdoa kepada Rabbnya untuk mendapatkan seorang muslimah yang shalehah. Namun karena keputusan ini adalah yang terbaik bagi hati masing-masing, maka atas dasar keimanan pula, ku ikhlashkan dirimu untuk memilih laki-laki muslim yang lain, yang baik dari sisi dunia dan akhiratmu dan dari sisi Rabbmu. Dan tidaklah keputusan ini sia-sia mengingat aku membutuhkan perjuangan yang besar untuk merelakan diriku berpisah dengannya karena Allah. Aku yakin bahwa setiap usaha yang bersungguh-sungguh dalam menjauhkan diri dari apa yang Allah Benci adalah Jihad, maka jika ini jihad, aku yakin bahwa Allah akan memberikan hadiah terbaik bagi mereka yang berbuat baik karenaNya. Muslimah itu merupakan perhiasan dunia namun ku yakin jika aku merelakan dia karenaNya maka aku Berharap Allah mengkaruniakanku pendamping yang lebih baik bagiku dan baginya suatu saat nanti. Beberapa hari lagi aku harus menyatakan keputusan itu kepadamu. Namun, sempat terlintas di fikiranku untuk memintamu menungguku, lantaran ada rasa khawatir jika aku tidak mendapatkan jodoh seperti dirimu. Maka ku coba untuk meminta pertimbangan lagi kepada Pemilik hati mengenai hal itu. Hingga akupun mulai mencermati jika saja engkau harus menerima permintaan itu maka aku harus berfikir ulang mengingat menunggu adalah sebuah penderitaan bagi seseorang, dimana menunggu mengenai hal itu akan cenderung menumbuhkan harapan kepada seseorang yang akan menjadi teman hatinya kelak dan tentunya juga rasa kekhawatiran akan keadaan buruk dapat cenderung terbayang sedangkan segala harapan telah tumbuh subur di dalam dada. Hingga kesedihanpun hadir ditengah-tengah hal yang tidak pernah diperkirakan. Ternyata baru tersadar bahwa usaha mendapatkan siapa yang diharapkan itu menjadi sia-sia dan hal tersebut justru dapat mengotori hati karena sempat terisi oleh hal yang belum sepatutnya terlahir di dalamnya. Walaupun kita sama-sama mengetahui antara batasan-batasan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrim, namun kita bukan Nabi sedangkan Nabi Adam yang pernah tinggal di Syurga dan beliau juga dapat melihat iblis saja masih dapat terjerumus oleh rayuan iblis, lalu bagaimana dengan kita yang jelas-jelas bukan seorang Nabi dan bukan orang yang dapat melihat iblis akankah kita dapat berbuat lebih hebat daripada beliau jika bukan karena kita mengikuti Perintah Allah dengan menjauhkan diri dari langkah-langkah syaitan? Kita memang sama-sama belum tahu siapa jodoh kita nanti dan kita tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan siapa jodoh kita walaupun kita berusaha dengan kekuatan kita, terkecuali jika Allah yang menghendaki. Jika kamu adalah perempuan yang akan halal aku Cintai kelak, seharusnya aku tidak membiarkanmu menderita lantaran menunggu seseorang yang belum pasti menjadi pendampingmu. Bukankah jodoh tidak akan tertukar jika diri kita itu baik? Jika memang engkau adalah jodohku, untuk apa aku biarkan engkau menunggu sedangkan tanpa harus menuggupun Allah akan Mengkaruniakan seseorang dengan jodohnya dengan cara yang Berkah, bukankah Keberkahan adalah tujuan kita untuk menempuh jalan suci itu? Lalu ku tersadar beberapa hari ini tawaran suci itu memenuhiku waktuku, dari kadar terberat hingga kadar terendah dalam usaha merelakan sebuah perhiasan. Namun Hadiah Allah jauh lebih Indah, bukan? Hal inilah yang membuatku menyatakan kepadanya di kemudian hari, dan kamipun menemumpuh hidup masing-masing. Saudaraku, ternyata usaha meng-ikhlas-kan diri itu mampu meringankan diri dan jiwa. Baru kusadari bahwa Allah telah mengajarkanku untuk ikhlas terhadap sesuatu godaan terbesar bagi Ummat Rasulullah, semoga keikhlasahan ini mengajarkanku untuk ikhlas terhadap hal lainnya hingga Keberkahanpun datang menjemput. Biarlah Allah memeilih tanpa harus kita melakukan hal yang tidak DiridhaiNya, bukankah KeridhaanNya yang kita cari? Maka ku tekadkan kepada Sang Pemilik jiwa bahwa ku pelihara kesucian ini untukNya Kemudian ku lepaskan apa yang tak baik bagiku demi mencari KeridaanNya Dan, ku relakan keinginan hati dari ketidak Ridhaan kepada kepatuhan Rabb, Sampaikanlah kami kepada kesucian diri Berharap Engkau Mencintai kami dan Engkau tumbuhkan Cinta itu di hati kami hingga Cinta itu menumbuhkan keengganan di hati untuk menjadikan kami tidak cenderung kepada Cinta selainMu Allahuma Amiin

mencintaimu dalam diam :') ♕

aku tak perlu mengucapkan rangkaian kata, menjanjikan jutaan hal untuk mengungkapkan cintaku .. aku yakin mencintaimu dalam diam akan lebih indah, dari pada mengutarakannya .. aku juga yakin jika kau memang untukku, Allah akan menuntunmu untuk datang padaku .. Dia akan menumbuhkan rasa yang sama dalam hatimu .. karna mencintai dalam diam lebih sucikarna didasari dengan keikhlasan bukan nafsu .. aku mencintaimu karna rasa cintamu kepadaNya .. aku mencintaimu karna ketakutanmu padaNya .. aku mencintaimu karna kau mengerti bagaimana memperlakukan wanita sesuai ajaranNya .. dan aku tetap mencintaimu karna Allah ..

SENANDUNG PATAH HATI

Wahai Cinta, engkau telah membuatku lemah tak berdaya
Bagiku engkau adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mata….
Engkaulah yang masuk kedalam kalbuku dan membuatku menjadi tawanannya..
Cinta datang laksana air yang menetes dan jatuh diatas bebatuan , hingga batu itu akan terkikis bersama sang waktu …berserak bagai pecahan bintang…

Ia bagai ilham dari langit yang menerobos dan bersemayam dalam jiwa Mahadewa dan Mahadewi lalu masuk kesanubari tanpa di undang..
Begitulah cinta yang kau bawa kepadaku , Dan kini hatiku telah hancur binasa….karena menahan rindu yang tertahan…
Tapi yakinilah, tali kasih yang telah terukir kuat dalam jiwa, tak bisa dipisahkan oleh rentang waktu dan jarak
Cinta telah memberikan kekuatan untukku dapat bertahan…sekalipun aku tahu engkau telah dipingit,…
Jiwaku menjerit kekasih!…memanggil-manggil namamu ..

Duhai kekasih hati!… mawar yang tak kunjung mekar…engkau telah direnggut dari tanganku…
Kini mimpi-mimpi indah dimalam hari telah berubah menjadi badai yang memporakporandakan jiwa dan perasaanku..
Jiwaku terguncang !…akal sehatku melayang keudara mengembara mencari cinta yang hilang…

Dadaku dipenuhi oleh kesedihan yang menyayat , airmata duka terus menetes dari kelopak jiwa

Aku berkelana untuk mencari pengobat hati, sembari bibirku melantunkan syair kerinduan..
bukan bibirku yang sedang berkata, namun jiwaku yang sedang terluka berbicara pada setiap mata-mata hati..

Disaat kerinduan telah memuncak…dengan seribu sayap, jiwaku terbang menuju pintu -rumah jiwanya..

sesampainya dipintu itu, aku menciumi dindingnya dengan airmata yang membasahi pipi…

Bagiku tanpa bertemu denganmu, maka mencium dinding rumahmu pun sudah cukup bagiku untuk merasakan kebahagiaan..seolah dinding itu adalah tubuhmu kekasih !..kemudian ku lantunkan syair untuk kekasih jiwaku, untuk menenangkan jiwanya , tanpa peduli sang kekasih mendengar atau syair itu tertelan oleh dinding rumah…
Kumulai bersyair :

Tentangmu

Dikeremangan malam ,dibawah temaram cahaya bulan, kulihat engkau

menyapa langit dan bintang

Kau dendangkan lagu-lagu cinta di puri jiwamu, engkau -dan hanya engkaulah “bayangan semu” yang akrab diantara kehampaanku.

Dalam mimpi-mimpi malamku sering kulihat wujud hidupmu dan menyaksikan jemari lentik putihmu menari diatas piano.

Atau kulihat dirimu berdiri disenja samar, menatap langit pucat dan mengubah warnanya dengan mata yang memancarkan indahnya pengetahuan.

Sepasang mata itu telah membangkitkan dan membimbing begitu banyak impian indah dalam diriku.

Aku tak bisa menghitung berapa kali aku putus asa mencari jelmaan lain dari dirimu.

Tiada keindahan yang dapat mewakilkan , kecuali indahnya sajak-sajak termanis yang tercipta itu, yang bisa dibandingkan dengan keindahanmu.

Engkau laksana cahaya bintang yang terus menyinariku berabad-abad lamanya,

Takkala bayangan malam telah datang, dirimu hadir membukakan pintu jiwa- bagi ruhku , sebuah tempat dimana semua keabadian terdiam membisu dan segala kepalsuan -terkuak warna aslinya.

Tahukah engkau tak ada bintang yang muncul atau lenyap tanpa sepengetahuanku, dan kulihat dirimu terbaring dalam selubung mawar,

Kau terbaring dalam luka lama yang belum mengering , tanganmu tak lagi bergerak, kau beku dan pucat

Bagiku saat itu adalah malam gelap tanpa dasar

Jangan pernah menangis lagi “Cinta”-ku….

Tahukah engkau …saat aku melihat bintang itu- aku melihat diriku ada dalam dirimu,dan dukamu juga cerminan dukaku…

Lihatlah kedalam mataku , kau akan melihat betapa berartinya dirimu…..

Lihatlah hatimu dan lihatlah jiwamu -dan saat kau temukan diriku disana- kau tak perlu mencarinya lagi, sebab aku akan salalu ada dibalik setiap bayang.

Lihatlah kedalam hatiku kan kau temukan tak ada yang kusembunyikan, ambilah jiwaku kan kuberikan segalanya untukmu.

Minggu, 24 Juni 2012

Kata Mutiara dan Bijak Islami

Semua kata mutiara islami ini berasal dari berbagai sumber yang Bintang kutip ke artikel ini. dan tentu kata-kata ini semuanya berasal dari orang bijak yang beragama Islam juga.

Berikut kumpulan kata bijak islami, silahkan dibaca :

Kata bijak dan mutiara yang diambil dari Nabi Muhammad

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.

Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.

kata mutiara islami yang diambil dari Khalifah ‘Umar

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

Kata islami yang diambil dari Ibnu Mas’ud

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.

Kata Bijak Islami yang diambil dari Sayidina Umar bin Khattab



Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.

Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.

Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

Dan berbagai kata mutiara dan bijak islami lainnya

Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.

Tiada musibah yang lebih besar daripada meremehkan dosa-odsamu dan merasa ridho dengan keadaan rohaniahmu sekarang ini.

Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan merugikan manusia.

Manusia Paling baik adalah orang yang dermawan dan bersyukur dalam kelapangan, yang mendahulukan orang lain, bersabar dalam kesulitan.

Tiga tanda kesempurnaan iman : Kalau marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Kalau senang, senangnya tidak membawanya pada kebatilan. Ketika mampu membalas, ia memaafkan.

Dengannya Allah kuburkan kedengkian, Dengannya Allah padamkan permusuhan; Melaluinya diikat persaudaraan; Yang hina dimulyakan. Yang tinggi direndahkan.

Jika orang dapat empat hal, ia dapat kebaikan dunia akhirat: Hati yang bersyukur, lidah yang berzikir, badan yang tabah pada cobaan, dan pasangan yang setia menjaga dirinya dan hartanya.

Nabi ditanya bermanfaatkah kebajikan setelah dosa? Ia menjawab: Taubat membersihkan dosa, kebaikan menghapuskan keburukan.

Save Our Love (Hadits )

Cintailah orang yang engkau cintai itu sekedarnya saja, sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang engkau benci, dan bencilah orang yang tidak engkau benci itu sekedarnya saja sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang kamu cintai” (HR. Turmidzi)

Yang mendorong saya untuk menyampaikan hadits ini adalah keprihatinan saya atas kondisi cinta anak muda saat ini. Mereka begitu mencintai seorang yang disebut pacar dengan sangat berlebihan. Mereka bisa memberikan segalanya pada kekasihnya, apapun yang dimintanya termasuk sesuatu yang tidak seharusnya diberikan, dengan dalih cinta. Semua itu sangat mungkin akan berujung pada penyesalan panjang. Padahal pacar itu belum tentu akan menjadi orang yang sah menjadi istri atau suaminya nanti. Jika ada yang mengatakan pasti, berarti dia telah mendahului takdir Allah. Kalo sudah begini, apa tidak berpeluang membuat Allah marah? ”Lah kok sok tahu banget, emang Tuhannya siapa?” kata Allah (dengan bahasa kita tentunya). Nah, jika Allah marah, kemudian Dia merubah perasaan masing-masing; yang semula cinta menjadi benci, apa yang akan terjadi? Sakit hati, ya toh?? Mudah bagi Allah untuk merubah apa yang ada di dalam hati hamba-Nya karena Dia adalah Muqallibal Qulub, Sang Pembolak-balik hati.

Sudahlah sobat, klo belum waktunya gag usah ngasih cinta yang gede-gede. Lagian ngapain kita ngasih cinta pada orang yang gag seharusnya kita kasih? Cinta kita terlalu suci untuk dibagi pada seorang yang tidak jelas apakah dia takdir kita atau bukan. Cinta itu hanya boleh ada setelah akad nikah, ato minimal beberapa hari sebelumnya untuk lebih memantapkan hati pada pilihan.

Wallahu a’lam bishshawab.

Dari Hati untuk Ummat Islam

Kondisi ukhuwah ummat Islam saat ini sungguh memprihatinkan, seakan-akan hanya peduli dengan kelompoknya masing-masing, saling mencaci kelompok yang lain. Saya sebenarnya juga salah satu bagian dari suatu kelompok, tapi saya tidak ingin menyinggung kelompok lain. Saya tidak tahu apa-apa, saya tidak yakin mana yang lebih benar dan mana yang lebih salah. Yang saya yakini, kebenaran hanyalah milik Allah, cuma Dia yang pantas menilai dan menghukumi.

Semua punya dalil, semua punya alasan dalam mendukung klaimnya, tapi kadang-kadang alasan itu lebih terasa dipaksakan, karena mentok tak ada alasan lain yang bisa mendukung klaimnya. Ketika dipaparkan alasan jawaban dari kelompok lain yang sama-sama rasional dan berdasar, mereka mempertahankan pendapat setengah mati, seolah-olah hanya pendapat mereka yang paling benar.

Saya selalu percaya, manusia sepandai apapun pasti ada kealpaan, ada kesalahan. Seperti kata Imam Syafi’i ra., “Pendapat saya benar tapi mungkin untuk salah, pendapat di luar saya salah tapi mungkin juga untuk benar.” Beliau telah diakui keilmuannya di dunia Islam pada waktu itu saja masih merendah dan mengatakan bahwa pendapat imam yang lain mungkin lebih benar, apalagi kita yang hidup di zaman yang penuh ‘’polusi” seperti ini.

Kalau boleh orang bodoh ini memberi saran untuk ummat Islam, marilah kita sibuk untuk meneliti kekurangan diri, bukan mencari-cari kesalahan orang lain. Carilah kebaikan orang lain agar kita mau menghormatinya dan sadar kita tidak lebih baik dari mereka. Mereka saudara kita, akan lebih baik jika kita mengulurkan tangan kepada mereka dan memberikan senyuman tertulus dari dalam hati, insyaallah kekasih kita bersama, Allah swt. dan Muhammad saw., akan tersenyum di atas sana.

Mohon maaf jika tidak saya sampaikan detailnya, kelompok apa dengan kelompok apanya dan memperdebatkan masalah apa; sangat riskan bagi saya untuk menyebutkan karena saya tidak ingin menyinggung siapapun. Biarlah yang tidak tahu tidak perlu tahu, yang sudah tahu, marilah kita merapatkan diri, kita semua satu dalam akidah Islam, jangan terlalu menuruti ego unttuk menang sendiri,

Jumat, 22 Juni 2012

Keutamaan Wanita Sholehah



Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Walaupun wanita tidak ada yang diangkat Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi Nabi, namun kedudukan wanita sangat tinggi disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.Demikian pula wanita sholehah, sehingga Raslulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendudukkan mereka pada posisi mulia sebagai perhiasan dunia yang paling indah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda yang artinya “

“Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita Sholehah. Dan, perkara yg pertamakali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai Shalat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami.” (HR Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

“Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan yang paling indah ialah wanita yang Sholehah.” (H.R Muslim)

Banyak keutamaan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada wanita,dibawah ini akan diuraikan keutamaan wanita sholehah yang diambil dari Nasehat untuk wanita (Masturah) dari Maulana Syedh Ahmad Khan dan intisari hadist-hadist shahih diantaranya yaitu :

1.Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu,Meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu,shaum/puasa wajib sebulan,memelihara kemaluannya,serta taat kepada suaminya,maka ia pasti masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendaki.”

2. Semua penghuni surga akan menemui Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang tergantung kepada amalannya didunia,tetapi wanita sholehah yang memelihara dirinya dari pandangan lelaki yang bukan mahram, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang akan datang kepadanya.

3. Doa wanita lebih maqbul dari doa laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan hal tersebut, Jawab Rasulullah : “Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

4. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (Tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca “Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah”. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari siksa, bahkan Allah mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila dia selalu berdzikir kepada, Allah Subhanahu wa Ta’ala selama haidhnya.

5. Bagi Wanita yang hamil, dua rakaat shalat lebih baik dari pada 80 rakaat shalat wanita tidak hamil.

6. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Aku (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam) di dalam surga.

7.Seorang wanita sholehah lebih baik dari pada 70 orang wali atau lelaki shaleh.

8. Wanita yang beriman akan masuk surga lebih dahulu dari laki-laki yang beriman

9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.

10. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu Anha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.”

11. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

12. Wanita yang taat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

13. Wanita yang taat kepada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan meridhainya. (serta menjaga shalat dan puasanya)

14. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu Anha, berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?Jawab Rasulullah “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap laki-laki ?” Jawab Rasulullah. “Ibunya”.

15. Apabila seseorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala, mencatatkan baginya setiap hari dengan seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan.

16. Seorang wanita yang mengalami sakit saat melahirkan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala, memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang berjihad dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala

17. Apabila seorang wanita hamil hingga melahirkan,,maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepadanya pahala bagaikan berpuasa pada siang hari dan shalat sepanjang malam,dan mendapat pahala 70 tahun shalat dan puasa dan tiap rasa sakit dan pada satu uratnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan satu pahala haji.

18. Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

19. Wanita yang meninggal dalam masa empat puluh hari sesudah melahirkan akan dianggap syahid, dan wafat dalam khsunul khatimah

20. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari (ASI) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

21. Jika wanita memberi susu (ASI) kepada anaknya yang menangis, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi pahala satu tahun shalat dan shaum/puasa.

22. Apabila seorang wanita tidak dapat tidur pada malam hari karena menyusui anaknya,maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya dan ia akan diberi pahala 12 tahun ibadah.

23. Apabila seorang wanita yang tidak dapat tidur pada malam hari karena mengurus anaknya yang sakit atau demam,Maka Allah Subhanu wa Ta’ala, akan memberinya ganjaran kepadanya seperti memerdekakan 20 orang hamba sahaya

24. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohonkan ampun untuknya, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkatkannya seribu darajat.

25. Seorang wanita yang sholehah lebih baik dari seribu orang laki-laki yang tidak shaleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu surga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.

26. Wanita yang menunggu suaminya hingga pulang, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya, menyediakan makan minumnya, memandang ia pada suaminya, memegang tangannya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala , Maka tiap-tiap kalimat ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya, akan memperoleh pahala sebagaimana memerdekakan seorang hamba sahaya.

Dan pada hari kiamat kelak, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan karuniakan Nur kepadanya sehingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karunia rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.

27. Tidak akan putus ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.

28. Apabila seorang wanita yang melihat suaminya dengan penuh kasih sayang, dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh rahmat.

29. Jika wanita melayani suaminya tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun shalat

Demikian keutamaan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada wanita Sholehah,Karena akhlaqnya yang mulia, ketaatanya kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, demikian juga karena ketaatannya kepada suaminya ridha dengan pemberian suaminya,melayani dengan baik,bersopan santun dalam segala ucapan dan tingkah laku,mendidik dan mengurus anak-anaknya,menjaga kehormatan keluarga,dan memelihara amanah suaminya.

Sahabat-saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.Semoga manfaat buat kita semua. Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.

Walhamdulillah Rabbil’alamin

Sahabat Saudaraku fillah ALL

Kamis, 21 Juni 2012

CINTA DAN MENCINTAI ALLAH

Definisi Cinta

Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; memba-tasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)

Beberapa definisi cinta:

  1. Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai).

  2. Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.

  3. Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sebunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.

  4. Mengembaranya hati karena men-cari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.

  5. Menyibukkan diri untuk menge-nang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

PEMBAGIAN CINTA

  1. Cinta ibadah
    Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersema-ngatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
    Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga.
    Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta.

  2. Cinta karena Allah
    Seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya. Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.

  3. Cinta yang sesuai dengan tabi'at (manusiawi),
    yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:

    1. Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit.

    2. Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya.

    3. Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian, persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.

Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.

KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH

  1. Merupakan Pokok dan inti tauhid
    Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa'dy, "Pokok tauhid dan inti-sarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng- ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya dan menye-rahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)

  2. Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya.
    Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya. (Jami' Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)

  3. Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah
    Berkata Ibn Qayyim, "Sesungguh-nya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang ia cintai. (Madarijus-Salikin 3/38).

  4. Menghalangi dari perbuatan maksiat.
    Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): "Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak me-nyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.

    Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbeda-an antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.

    Sampai pada ucapan beliau, "Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya.Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)

  5. Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.
    Berkata Ibnu Qayyim, "Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbe-daan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya.
    Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karena hatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)

  6. Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.
    Berkata Ibn Qayyim, "Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta'ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.

    Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula pengham-baan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selain-Nya."(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)

ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH Subhannahu wa Ta'ala

Allah Subhannahu wa Ta'ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman di dalam surat Al-Ma'idah: 54, yang artinya: "Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah."

Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta'ala :

  • Attawabun (orang-orang yang bertau-bat), Al-Mutathahhirun (suka bersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersa-bar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-Muqsithun (berbuat adil).

  • Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.

  • Orang yang berkasih-sayang, lembut kepada orang mukmin.

  • Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin di hadapan orang-orang kafir.

  • Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.

  • Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.

  • Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.

SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH Subhannahu wa Ta'ala

  • Membaca Al-Qur'an dengan memikir-kan dan memahami maknanya.

  • Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.

  • Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala , baik de-ngan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.

  • Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala daripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.

  • Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifat Allah.

  • Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.

  • Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.

  • Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (di saat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur'an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.

  • Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da'i, mendengar-kan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembica-raan yang baik. Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala .