Sabtu, 16 Juni 2012

MENGULANGI SELEPAS BERTAUBAT?

Imam Ibnu Kathir berkata: "apakah syarat taubat nasuha itu orang harus tetap bersikap seperti itu hingga ia mati, seperti diungkapkan dalam hadits dan atsar: "kemudian ia tidak kembali melakukannya selama-lamanya", ataukah cukup bertekad untuk tidak mengulangi lagi, untuk menghapus dosa yang telah lalu, sehingga ketika ia kembali melakukan dosa setelah itu, maka ia tidak merusak taubatnya dan menghidupkan kembali dosa yang telah terhapuskan, dengan melihat generalitas pengertian hadits:

"Taubat menghapus dosa yang sebelumnya" [Tafsir Ibnu Katsir: 4/ 392].

Imam Ibnu Qayyim membicarakan hal ini dalam kitabnya "Madarij Salikin" dan menyebut dua pendapat:

Pertama : Mengharuskan agar orang itu tidak mengulangi kembali dosanya sama sekali. Menurut pendapat ini, ketika ia kembali melakukan dosa, maka jelaslah taubatnya yang dahulu itu batal dan tidak sah.

Kedua : Ia pendangan majoriti ulama , hal itu tidak menjadi syarat. Kesahihan taubat hanya ditentukan oleh tindakannya meninggalkan dosa itu, dan bertaubat darinya, serta bertekad dengan kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Dan jika ia mengulanginya lagi padahal ia dahulu telah bertekad untuk tidak mengulang dosanya itu, maka saat itu ia seperti orang yang melakukan kemaksiatan dari permulaan sekali, sehingga taubatnya yang lalu tidak batal.
Kumpulan ini berpendapat, tidak disyaratkan dalam kesahihan taubat itu ia tidak pernah berdosa hingga mati. Namun jika ia telah menyesal dan meninggalkan dosa serta bertekad untuk meninggalkan sama sekali perbuatannya itu, niscaya dosanya segera terhapuskan. Dan jika ia kembali melakukannya, ia memulai dari baru catatan dosanya itu.

Namun, jangan tersilap memahami pandangan majoriti ini sebagai untuk menyematkan sikit azam untuk melakukannya lagi. Kerana jika terdapat azam dan niat jahat itu di celah hati tatkala taubat, taubat itu tidak sah menurut seluruh ulama dari kedua-dua kumpulan.
Sekian


Ya Allah,dosaku mengunung tinggi,Rahmat-Mu tak bertepi,..Ya Allah perteguhkanlah keimanan dan ketakwaan dalam hati ini,istiqamahkan hati ini di jalan nuur-Mu agar aku bisa meneruskan perjalanan melengkapi sebuah kembara menuju negeri yang abadi dengan rahmat dari-Mu

Kamis, 14 Juni 2012

Doa JODOH [ izinkan kami YA ALLAH ! ]

Bismillahirrohmannirrohim.....
Ya Allah..Ya Tuhanku..
Jika pendampingku tlah Engkau lahirkan
Gerakan hatinya tuk menujuku ,Pertemukanlah kami dlm sebaik-baiknya pertemuan tuk menuju Ridha-Mu..
Kerana Engkaulah yg berhak atas hati hamba2-Mu..
Dan Engkau jua yg kuasa membolak balikannya..
Ya Rabb,
bila dia jauh,dekatkanlah..
Eratkan hati kami dlm ikatan kerana-Mu ,tautkan hatiku dgn hatinya yg sama2 mengharap&mendamba sebuah keinginan menuju ridha-Mu..
Ya Allah...Yang Maha Pecinta
Pemilik cinta sejati ,Jikalau cintaku kau ciptakan untuk dia
Tabahkan hatinya..
Teguhkan imannya..
Tegarkan penantiannya..
Ya Rabb...Sang Pemilik Patah Hati
Jikalau hatiku KAU ciptakan untuk dia ,Penuhi hatinya dg Kasih-Mu,
Terangi langkahnya dengan Cahaya-Mu ,Limpahkan kelapangan dikalbunya dengan kesabaran,Temani dia dlm kesepian..
Ya Rabb,
Tiada tempat ku bersandar Selain pada-Mu,
Kutitipkan cintaku pada-Mu untuknya..
Kutitipkan sayangku pada-Mu untuknya..
Kutitipkan rinduku pada-Mu untuknya..
Mekarkan cintaku bersama cintanya..
Satukan hidupku & hidupnya dlm Cinta-Mu..
Rabb....
Ku yakin bila saatnya sudah menghampiri,
Pasti kebahagiaan itu aku dapati..
Mohon beri aku kekuatan dan kesabaran dlm penantianku..
Ya ALLAH..
kirimkan dia yg dpt membawa kebaikan,
Baik bagi duniaku,akhiratku dan agamaku..
Agar kami sama2 berjamaah tuk tetap Menuju-Mu..
bimbinglah hati kami ,Kuatkan hati kami..
Penuhilah dengan Rahmat & kasih sayang-Mu..Aamiin ya Rabb...
ya ALLAH..
satukankan laa mohd nur khairi bin tasrifin dan nurshahida binti ibrahim dengan ikatan yang halal dan sah .
satu kan hati kami.berikanlah kebahagian setiap saat yang kami lalui .
berikanlah berkat darimu, rahmat darimu dan hidayah darimu untuk kami .
jika benar ini adalah jodoh kami . jauhi laa kami dari maksiat dan satukan kami dengan cara yang baik .
jadikanlak kami umat yang soleh dan solehah !
[ Untuk sahabat yg sdg menanti CINTA SEJATI kerana ALLAH..Moga ALLAH memberi yg TERBAIK dlm Pandangan & Pilihan-Nya...mengabulkan doaku,doamu dan doa kita semua.....Amin ]

Aku MenungguMu kerana ALLAH, Duhai Engkau Calon

Aku MenungguMu kerana ALLAH, Duhai Engkau Calon
Ini bukan sekadar kata..
...Agar kamu jatuh hati padaku..
Namun ini adalah kejujuranku..
Mengapa aku berkata seperti ini ?
Karena aku menyukai orang yang mencintai-NYA
Mencintai RASUL-NYA..
dan dengan keteguhanmu bisa mengajakku untuk semakin mencintai-NYA..

AKU MERINDUKANMU KERANA ALLAH
Ini bukan untaian rahasia dalam hatiku untuk memikatmu ..mengapa demikian?
Kerana aku tahu mengucapkan itu menyempurnakan hidupku..
dan pernikahan adalah sunnah RASULULLAH dan dia adalah kekasih ALLAH..
Cinta adalah anugrah-Nya yang ditumbuhkan dihati orang yang dikehendaki-Nya bagaimana aku tdk merindukan kehadiranmu wahai kekasih. .

AKU MENUNGGUMU KERANA ALLAH
Ini bukan rajutan perasaan untuk sebuah penantian.. tetapi mengapa ?
Kerana aku tahu diriku banyak kekurangan..
dan karenanya ku butuh seseorang yang lebh halus untuk menaklukkan hatiku..
yang tegas dan tangguh untuk menguatkan hatiku yang lemah dengan izin-NYA.
Aku tahu terlalu bnyak yang harus kuperbaiki
Kerananya aku menunggumu untuk menjadi pendampingku dengan tulusmu..
Untuk lebih mengajariku dengan sabar hingga kenikmatan imanku terhadap-NYA ..
Semakin dalam dengan izin-NYA disetiap hari dan unuk selamanya..
Aku tahu dalam hatiku aku tak ingin hidup sendiri kerana aku berharap ALLAH menganugrahkan padaku seorang imam untuk berbagi banyak hal dan menerima kekurangan diri ..

Bila benar ada dalam hidupku..
Semoga ALLAH memantapkan hati kita dan mendekatkan kita dijalan yang lebih diridhoi-NYA...
Aku mencintaimu kerana ALLAH..
Aku merindukanmu kerana ALLAH..
Aku menunggumu kerana ALLAH..
Di raga manakah kamu bersemayam ?
Dari sini ku menatap jejakmu bagaikan menari dengan angin..
Di antara gemuruh ombak kerinduanku terasa getarku. .
Izinkan bisik hatiku sebagai petunjuk arahmu dengan izin-NYA. .


YA ROBBI. .

Rendamkanlah rinduku dijalan yg terbaik menurut ENGKAU untuk dunia dan akhiratku...
Bila saudara dan teman tak lg cukup menemani kehidupanku...
Maka hari itu yang aku tunggu..
Apakah dia . . . ? Jawaban itu

Menebar Sejuta Cinta Buat Dia

Walaupun nggak ngikutin perayaan Valentine, bukan berarti kita nggak bisa berkasih sayang. Banyak cara dan usaha untuk bisa mengungkapkan cinta dan kasih sayang pada siapapun. Tunjukkan bahwa tanpa Valentine kita masih bisa membuktikan rasa cinta kita. Biar sejuta cinta terungkap dan semilyar dendam terpendam kalian perlu menyimak ini, nih… .

1. Banyakin senyum
Asahlah kepekaan hati dan jiwa kita, tebarkan senyuman yang kita miliki pada orang-orang di sekitar kita. Asalkan jangan kebanyakan senyum, lho !!! Ntar kamu dikira orang gila !!! Dengan senyum hidup kita akan tenang dan menjadi indah melihat wajah-wajah di sekitar kita ceria dan mereka pun tentu akan bahagia menjalani kehidupannya. Lagipula senyum itu shodaqoh juga, kan. Tul, nggak ?

2. Ungkapin cinta sebagai bukti
Eiit…, pernah nggak kamu baca cerita mengenai ungkapan cinta sebagai bukti? Ada suatu cerita, ketika ada seseorang di samping Rasulullah SAW, lalu lewatlah seorang sahabatnya. Kemudian orang di samping Rasulullah berkata, “Ya, Rasulullah, aku mencintai dia. “ Lalu Rasul pun balik bertanya, “Sudahkah kamu mengatakannya?“ “Belum !!!“ jawab orang itu. “ Ungkapkan padanya, “ kata Nabi. Lalu orang itu menghampiri sahabatnya. “Ya, fulan. Aku mencintaimu karena Allah. “ Dan sahabatnya menjawab, “ Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya. “ Begitulah sobat muda Insan… cinta atas nama Allah, maka jawabannya so pasti karena Allah juga… . Siap ndak nih kamu mengungkapkan cinta pada sobat tercinta kamu ?

3. Tiada cinta tanpa pengorbanan
Yup, dengan bersahabat apalagi karena cinta memang membutuhkan banyak pengorbanan. Misalnya orang tua kamu mencintai kamu, pasti deh mereka menjagamu terus mengantarmu kemana kamu ingin pergi dan paling penting mereka pasti sangat melindungimu. Meski kadang kala dengan pengorbanan itu tak ada harganya di matamu atau terasa mereka mengekang langkahmu, tapi dengan jujur bertanyalah pada hatimu sendiri apakah kamu mencintai beliau berdua juga.

4. Saling memberi dan berbagi
Nggak hanya mengharapkan orang lain mencintai kita, tapi kita musti mulai mencintai orang lain, agar terjadi keseimbangan. Barangsiapa yang banyak memberi, insya Allah akan banyak menerima. Apalagi udah banyak memberi nggak harap balasan. Bila diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali. Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya.

5. Do’a
Nah, untuk yang satu ini jangan lupa mendo’akan mereka, orang-orang yang kamu cintai, karena dengan do’alah kita bisa merasa dekat dengan Allah serta saudara kita yang lainnya. Do’a yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah doa Robithoh, yaitu : “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru di jalan-Mu, dan berjanji setia untuk untuk membela syariat-Mu. Maka kuatkanlah ikatan pertaliannya ya, Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah ia dengan ma’rifah-Mu, dan matikanlah ia dalam keadaan syahid di jalan-Mu… Amin”. Dengan do’a diatas insya Allah akan menjamin kehidupan bermasyarakat kita menjadi damai karena semua orang diikatkan hatinya oleh Allah.

Dari uraian di atas, pasti deh kamu tahu cinta yang bermula dari mata lalu jatuh ke dasar hati. Ehm … . So, cinta seperti apa sih sih yang kamu bisa ungkapkan, kapan saja dan di mana saja??? Pasti udah tahu jawabannya, kan? Tapi inget, lho !!! Syarat utamanya adalah sesama muslim tanpa didasari nafsu syahwat!!! Gimana dengan kamu ???

Untukmu Yang Selalu Kunanti...

Jika lelah yang kurasa sekarang, aku yakin kau juga merasakannya. Lelah menantimu. Lelah menanti janji Allah untuk segera mempertemukan kita dalam kesempatan untuk menggenapkan separoh dari agama ini. Lelah… dan teramat lelah….!!!!

Itulah yang sekarang kurasakan. Lelah untuk tetap menjaga hati dan iman ini. Lelah untuk istiqomah menanti hingga janji Allah tiba. Lelah untuk tetap tersenyum dalam menghadapi setiap pertanyaan..

“Kapan menikah…..?”

Di tengah kelelahan itu, izinkan aku sekedar melukiskan kekeluan hati yang sulit terucap dengan lisan. Dan izinkan pula aku sedikit mengutip surat cinta dari Allah, sebagai kewajiban kita untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran…

Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (syurga) (QS An-nur : 26)”

Huuf….!!!!

Lega rasanya, bisa sedikit menyampaikan ini. Meski jika boleh sedikit jujur, kutulis petikan firman Allah itu hanya sekedar menghibur hatiku yang teramat lelah. Menghibur hatiku yang terkadang perih melihat kebahagiaan temanku atau bahkan yang usianya di bawahku telah mendapat izin Allah untuk melangsungkan pernikahan. Hatiku yang terkadang iri melihat temanku melahirkan anaknya dan terasa lengkap sudah dirinya diciptakan sebagai seorang perempuan. Yang telah berkesempatan untuk menjadi seorang ibu.

Lelah…!!! Dan teramat lelah….!!!!

Untuk sebuah penantian yang aku sendiri tidak tahu kapan berakhirnya. Selaksa doa yang terus terlantun seakan menjadi arang untuk mengobarkan asa. Sebuah harapan untuk segera menemui hari yang paling membahagiakan. Ya… Hari pernikahan. Hari dimana kita bisa menunpahkan segala rasa cinta yang ada dengan halal dan penuh ridha Allah.

Sekilas, hatiku tersenyum kecil saat membayangkan hal itu. Tapi, senyum itu terpaksa harus ku tepis karena kenyataan saat ini masih jauh dengan sebuah harapan yang ada. Sebuah kenyataan ternyata kau belum ada di depanku. Belum datang untukku. Meski aku tahu, kau telah dipersiapkan Allah untukku.

Aku tidak tahu kenapa sampai sekarang Allah belum mempertemukan aku denganmu. Padahal, doa dan usaha tak pernah berhenti menghiasi langkahku. Usaha untuk menyempurnakan ikhtiar dan doa untuk menggenapkan tawakal. Semuanya telah kulakukan.

Yah… tapi kembali lagi mau tidak mau aku harus berkompromi dengan semua ketetapan Allah. Meski aku telah meminta dengan sepenuh harap, Allah tidak akan pernah memberikan apa yang aku inginkan. Tapi Allah hanya memberikan apa yang aku butuhkan. Meski berulang kali hati kecilku mengatakan bahwa aku telah siap untuk menikah, Tapi, hanya Allah yang jauh lebih tau tentang kesiapan diriku daripada diriku sendiri.

Telah berulang kali datang di hatiku orang yang kusangka dia adalah dirimu. Mencoba memasuki hati dan mencoba mengambil tempat yang kuperuntukkan untukmu. Tapi, berulang kali juga mereka harus keluar dan mengaku kalah karena berbagai sebab. Dan sekarang, ternyata aku masih menunggumu. Menunggu kedatangan seseorang yang aku sendiri belum tahu siapa dirimu.

Lelah… dan teramat letih…!!!

Jika aku mengucapkan satu kata. “MENUNGGU”

Penantian yang aku sendiri juga belum tahu kapan berakhirnya. Sedangkan di sekitarku, telah banyak pemandangan indah yang kulihat. Ibu-ibu muda yang usianya di bawah umurku telah sempurna menjadi seorang perempuan dengan melahirkan buah hati mereka yang lucu-lucu. Kembali lagi hatiku harus menjerit dalam Tanya

“Kapan tiba waktunya untukku…..?”

Menjalani hidup sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu rumah tangga dan menjalani fitrah seorang perempuan sebagai seorang “IBU” bagi buah hatiku.

Selaksa doa dalam sujud harap tak pernah lekang di tiap sepertiga malam terakhirku. Mencoba mengadu pada tiap doa yang terlantun. Mencoba mengiba dalam tiap tangis yang terus membasahi sajadah. Dan Mencoba bertanya dalam heningnya istikharah.

“Dimana dia ya Allah….???? Seorang laki-laki yang telah kau janjikan untukku. Seorang laki-laki sebagai penyempurna agamaku, penjaga ketaatanku sekaligus penggenap langkah dakwahku….??????”

Lelah… dan teramat letih…!!!

Jika hati ini mencoba mengeja setiap rencana Allah. Tapi satu keyakinan yang akan terus membuatku tersenyum di tengah hati yang semakin lelah. Janji Allah mungkin tidak datang dengan “SEGERA”. Tapi akan selalu datang dengan “PASTI”. Seperti apa yang telah Allah janjikan dalam surat An-Nur : 26. Sekarang, aku memang tidak tahu siapa dirimu dan dimana keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan dipertemukan Allah denganku saat masing-masing kita telah baik di mata Allah.

Jika aku menginginkan kau seorang yang baik dimata Allah, maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.

Jika aku menginginkan kau memberikan cintamu hanya untukku, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.

Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka, izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu.

Sehingga, ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separoh dari agama ini.

Jika aku boleh jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gelap dan pekat. Hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang. Tapi aku yakin, malam yang semakin gelap dan pekat itu, tidak akan berlangsung selamanya. Karena semakin waktu berangkat jauh membawa gelapnya malam, semakin dekat pula waktu menuju pagi dengan sambutan mentari yang cerah.

Ya… di saat pagi itulah Allah akan mempertemukan kita sesuai janji-Nya. Pagi yang cerah dengan sapaan mentari yang ramah. Bersama kidung cinta yang akan terus terlantun membawa nyanyian syurga yang Allah turunkan untuk kita. Gerbang pernikahan yang indah dengan hiasan bunga ridha dan restu dari Allah.

Insya Allah akhi…

Waktu itu pasti akan datang bersama izin dari Allah.

Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu. Biarkan Allah yang merenda ini dengan indah. Antara harapan dan kenyataan, ada jarak dan waktu. Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih. Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan di dalam jarak dan waktu itulah, kita isi dengan kesabaran dan doa. Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti pasiv. Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. Tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti. Ayunan langkah kaki untuk terus berikhtiar meraih apa yang Allah janjikan. Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah. Jodoh memang ada di tangan Allah. Tapi, kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di tangan Allah. Tidak akan pernah sampai di tangan kita. Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri. Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman. Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.

Akhi….

Di tengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut. Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati. Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena, menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan. Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan orang-orang yang sedang menanti sepertiku.

Terus perbaiki diri akhi….

Aku masih setia menantimu.

Penantianmu Tak Akan Sia-sia Bila Kau Pasrahkan Pada-Nya.

Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhum
Amiin ya Rabbal'alamin.

“Maukah anti menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar setelah selesai kuliah” ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak ada jawaban, sepertinya akhwat di sebrang sana sedang menimbang-nimbang.

“Tapi kalau antum justru memilih orang lain giman? Nanti ana nunggu lama ternyata antum nggak kunjung datang.”Akhwat ini masih berpikir yang masuk akal, belum dibutakan.

“Nggak ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak mengapa kalau anti nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana. Semoga saja ana mendapatkan jodoh seperti anti, karena hanya anti yang ana harapkan untuk jadi ummi dari anak-anak ana kelak,” aku sang ikhwan.

Luluhlah sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga, berhasilah sudah mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau jangan-jangan itulah daya tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan yang memuakkan.

Lain lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab Internet.

“Mas, yakinlah aku akan menanti kedatanganmu. Aku akan menunggumu menyelesaikan kuliahmu,”aku sang akhwat sendu.

“Aku yakin adik mampu, tapi banyak hal yang perlu pikirkan selain menanti kehadiranku. Laki-laki mana yang nggak senang kalau dinantikan kehadirannya. Cuma, kau berhak untuk tidak menantikanku ukhti. Kau tau, aku tak ingin terbebani rasa penantian, dimana ketika kau dan aku nggak berjodoh, mungkin akan terasa sakit,” balas seorang ikhwan disebrang sana.

“Tapi aku..”

“Afwan dik, aku nggak mau memberimu harapan apa-apa dan aku juga nggak berharap terlalu banyak padamu. Dan maaf sekiranya hubungan ini, kau anggap sebagai harapan. Plis, jangan menantiku. Kau pun berhak bahagia, menantiku bukan pilihan untuk bahagia, karena semua masih gelap di depan sana.”

Aku memang mencintaimu tapi aku juga berhak berharap ada cahaya di kegelapan. Tapi kau benar mas, tak ada kepastian di depan sana, karena aku dan kamu tak pernah tahu siapa jodoh kita kelak. Sedangkan harapan hanya keinginan manusia yang sering kali disusupi syetan. Ya, mungkin syetan tengah menyusupi hatiku dengan nafsu yang tak pernah aku sadari. Andai semua laki-laki paham arti penantian.

Ya, andai semua laki-laki paham betapa beratnya rasa penantian yang kadang terasa amat panjang, dan tak jarang di akhir penantian ternyata menyakitkan.

Aku nggak mau membahas siapa yang salah atau siapa menanti siapa, yang ingin aku bahas ketika kamu memberikan harapan untuk sebuah penantian, benarkah kamu akan mampu mewujudkannya?

Menanti hanya teori yang terlihat begitu mudah, tapi faktanya nggak semudah membalikkan telapak tangan. Wajar kok, kalau setiap insan merindukan pendamping, menanti-nanti saipakah yang akan menjadi jodoh seumur hidupnya. Hanya saja akan menjadi nggak wajar ketika sebuah penantian menjadi bagian dari sebuah permainan.

Permainan dua insan yang belum halal saling menanti dalam ketidakpastian, karena katanya cinta, katanya sayang, katanya dan katanya lagi dengan berbagai alasan, jadi nekat untuk tetap berjalan di lorong yang nggak pernah tahu dimana dan kapan sampai ujungnya. Dan kamu tahu, bagian ini lah yang paling disukai syetan.

Karena dianggap saling menanti, pacaran berbungkus ta’aruf pun jadi, maksiat sudah nggak pernah dianggap lagi, pokoknya terobos halang rintang sekalipun melanggar syariat. Syetan tengah bekerja begitu mudahnya karena hatimu sudah nggak ada pelindungnya. Yang penting menyenangkan, padahal kamu nggak pernah tahu apa yang akan menantimu di depan.

Benarkah jodohmu adalah dia yang kamu nantikan, setelah sekian lama kamu hanya saling sapa dengan obrolan sok manis, sok perhatian. Sayangnya, banyak dari mereka hanya ingin menggoda saja, bahkan cuma ingin menunjukkan kehebatan mereka dalam takluk menaklukkan. Dan bisa saja kamu menjadi salah satu korbannya.

Mendingan kamu menantikan jodoh pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada hanya menantikan ketidak pastian, iya kalau dia ternyata jodohmu, kalau bukan? Penantian panjang yang sia-sia kan? Bersabarlah cantik,penantianmu tak akan pernah sia-sia jika kau pasrahkan pada-Nya.

Bolehlah kalau kamu bilang itu salah satu ikhtiar, tapi pikirkanlah apakah tak ada ikhtiar yang lain sampai kamu rela menantinya? Bila itu bagian dari ikhtiar, kamu dan dia nggak akan menunda-nunda untuk segera menikmati kehalalan, bukan menikmati yang sebaliknya walaupun terlihat menyenangkan.

Cantik, menantilah di jalan yang diridhio Allah dan Dia akan menuntunmu pada penantian yang tak akan pernah menyakitimu. Hentikanlah untuk berharap pada kekosongan, yakinilah jika dia memang serius untuk menjalani sebuah hubungan, dia akan melamarmu bukan memberimu angan-angan. Sadarilah, jangan ragu menolak jalan yang nggak di ridhoi-Nya.

Ikhwan, kau sangat tahu banyak wanita sedang menanti kehadiranmu. Jangan kau manfaatkan kelemahan mereka sebagai pelampiasan kehebatanmu dalam menaklukkan mereka. Bukankah kau ingin mendapatkan wanita shalihah yang akan melahirkan generasi Rabbani yang memanggilmu ‘Abi’? Bagaimana mungkin kau akan mendapatkannya jika kau masih meruntuhkan harapan wanita-wanita yang sedang galau akan jodohnya? Janji Allah pastilah benar, bila kau mensholehkan diri, insyaallah kau pun akan mendapatkan yang sebanding denganmu.

Jikalau sesuatu dimulai dengan yang tidak baik maka hasilnya pun akan jauh dari kata baik, namun jika sesuatu dimulai dengan yang baik sesuai syariat yang Allah berikan, insyaallah akhirnya pun pasti membuatmu tersenyum cantik :)

SEMOGA BERMANFAAT ♥

Selasa, 12 Juni 2012

Katakan Jika Kamu Cinta Dan Sayang...

Aku cinta kamu… I love you… Tiga patah perkataan sahaja tapi sekiranya diucapkan kepada seseorang kesannya sangat mendalam. Perkataan ini akan membuatkan seseorang itu tergamam, mencebik atau tersenyum bergantung kepada situasi orang tersebut. Jika dia memang sedang menanti ungkapan ini dia akan tersenyum. Jika dia cinta tapi tidak pernah terfikir untuk mendengar ungkapan ini dia akan tergamam. Jika dia benci dan meluat dengan kita dia akan mencebik.

Ada yang suka dan sering mengucapkan ungkapan ini. Seolah-olah ungkapan ini seperti hanya rutin harian baginya. Ada yang terlalu sukar mengucapkannya, terkelu lidah seolah-olah diletakkan gam apabila cuba mengucapkannya. Bagi mereka ungkapan ini terlalu mahal harganya. Dan apabila mereka mengucapkannya mereka akan komited pada maksud ungkapan ini.

Ada juga yang hanya suka mendengar ungkapan ini daripada kekasih tapi tidak pernah mencuba untuk mengatakan “Aku juga mencintai mu” atau “I love you too” kerana bagi mereka senyuman itu sahaja sudah cukup sebagai jawapan. Janganlah begitu…setiap insan di dunia ini pasti mengharapkan balasan pada ucapan cinta mereka. Senyuman walaupun biasanya menandakan persetujuan tapi juga boleh menyembunyikan seribu satu makna. Maka ucapkanlah cinta sekiranya kita memang cinta. Jangan tangguh lagi kerana kita tidak tahu masih adakah esok untuk kita.

Renungan Bersama...

Kejarlah harta kemewahan..
Ia akan hilang dan harta habis di belanjakan..
Kejarlah pangkat dah jawatan ..
Ia akan hilang bila kita di berhentikan..
Kejarlah populariti dan keglamouran.
Ia akan hilang bila kita dilupakan...

Sebaliknya..kejarlah amal soleh,redha dan cinta Illahi..
Agar menjadi bekalan untuk akhirat di sana.

Bangga akan dunia yang sementara..
Tiada yang akan kekal..
Semua akan pergi meninggal ...Atau di tinggalkan..

Hidup ini umpama meniti di atas dahan rapuh..
Hanya menanti masa untuk patah dah jatuh..
Bila sampai masanya...
Akan dipanggil mengadapNya..

Tidak akan ada peluang kedua..Untuk kita kembali kedunia..
Dunia di penuhi dengan hiasan...
Semua dan segala yang ada akan kembali kepadaNya..
Bila waktu telah memanggil..
Teman sejati hanyalah amal..
Bila waktu telah terhenti..
Teman sejati tinggallah sepi...

Ya Allah Ya Tuhan kami..
Hidupkan kami dengan iman..
Matilah kami dengan Iman..
kumpulkan kami dengan iman..
Dan masukkan kami ke Jannah Mu dengan Iman..

Dia di hati Ku

Terlontar jauh pandangan, mengingati kisah-kisah Anbiya’ dan para sahabat..mendesak hati ini bertanya ..dimanakah DIA dihatiku?… masih belum cukup aku bermuhasabah diri sebelum ini..jawapan masih belum ditemui..DIA masih sipi-sipi di hati..terkadang tertanya sendirian..bagaimana sikapku terhadap perintah dan laranganNya, mampukah aku melawan hawa nafsu untuk patuh terhadap segala perintahNya yang wajib walaupun dihati gundah untuk melaksanakannya… sanggupkah aku meninggalkan segala larangan-Nya yang kelihatan indah untuk dilakukan? Hati ini terasa teramat dalam untuk menjawab..seolah berada dipersimpangan..terkadang sikapku, akalku berbeza dengan tutur kata…Aku teringat tentang kisah seorang sufi yang diajukan orang dengan satu soalan, “apakah engkau takutkan Allah?”

Dia menangis dan menjawab, “aku serba salah untuk menjawab ya atau tidak. Jika aku katakan tidak, aku akan menjadi seorang yang kufur. Sebaliknya kalau aku katakan ya, aku terasa menjadi seorang munafik. Sikap ku amat berbeza dengan kata-kata. Orang yang takutkan Allah bergetar hatinya bila mendengar ayat-ayat Allah tetapi aku tidak…” bererti, sufi itu sendiri tidak dapat menjawab apakah ada DIA di hatinya…

Jika seorang sufi yang hatinya begitu hampir dengan Allah pun sukar bila ditanyakan apakah ada dia di hatinya, lebih-lebih diri ini yang hina dan berdosa ini. Di hati ini masih ada dua cinta … Antara cinta Allah dan cinta manusia. Kalau difikirkan, sungguh aneh dan pelik tuan kepada seorang hamba begitu sayang dan cinta kepada hambaNya, tetapi hambaNya masih berbelah bagi rasa sayang dan cinta pada tuannya. Bila disoalkan...adakah DIA dihati..? aku hanya mampu menjawab, “aku seorang hamba yang daif , hina lagi dina.. masih mencari cahaya cinta dari DIA..agar akan ada DIA di hati ku sentiasa . Aku belum sampai ke tahap mencintai-Nya sepenuh hati tetapi aku yakin aku telah memulakan langkah untuk mencintai-Nya…”

Justeru belum ada DIA di hati ku, hidup ku masih belum tenang, resah gelisah.. akan diri ini terus mencari… Yakin bahawa DIA sebenarnya dekat.. pintu keampunan-Nya lebih luas daripada pintu kemurkaan-Nya. Selangkah diri ini ingin mendekati DIA, seribu langkah DIA merapat kepada ku. Aku yakin bila tiba saatnya..akan ada DIA di hatiku Itulah keyakinan ku…InsyaAllah~

~~IZINKAN KU BAHAGIA~~

KASIH.....

telah ku rangkai setiap bait rindu...
menjadi tambatan indah untuk kita..
berpegang pada jalinan kasih dan ...
terkadang ada rasa cemburu...
melewati setiap rencah ...
cinta nan syahdu..

KASIH.....
setelah rantaian kasih kita terputus...
ku inginkan kasih sayang kita menjadi kenangan....
walau adakala kau titipkan pesanan....
kasih kita jangan kau pertaruhkan...
bila senang kau mainkan dalam perhubungan...

KASIH....
Izinkan aku bahagia...
aku tak mahu lagi tersiksa...
bila hatiku kau benamkan duka..
kekecewaan yang amat ku rasa...
pedihnya sehingga kalbuku...merana..
Izinkan aku bahagia...
bila ku ingin hatiku...kembali pulih...
hati ini kau sakitkan...dengan tuduhan...
hati ini kau kecewakan dengan kepalsuan...
namun jangan ada sayang..bila kau buang jauh rindumu...

IZINKAN KU BAHAGIA....
bila kasih kita telah terbang...
jauh tidak bermukim lagi ...
pada relung hati...yang ku tanamkan...
aku tak ingin merana...
ku tak ingin kecewa lagi...
cukuplah sekali hati diluka...
kerna ku inginkan bahagia....
dan...
IZINKAN KU BAHAGIA...
dalam karma cinta yang mendatang.